Suasana Kafe Omah Lawas di Kota Malang. (IDN Times/istimewa)
Salah satu owner Kafe Omah Lawas, Hastri Nindya Ningrum Gupitasari menceritakan jika kafe ini tercerus pada 2021 saat dunia tengah dilanda Pandemik Covid-19. Saat itu ia dan kawan-kawannya tidak lagi bisa berkumpul di kafe langganan karena dipaksa tutup akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Mereka kemudian memilih ide untuk mendirikan kafe untuk kalangan terbatas atau circle mereka sendiri saja.
"Jadi awalnya kita berdiri untuk kalangan sendiri saja karena masih pandemik. Kita sebenarnya sudah melihat potensi perkopian di Kota Malang yang cukup bagus, jadi di bulan Agustus (2021) kita soft opening lalu sekitar Oktober (2021) kita grand opening," terangnya saat dikonfirmasi pada Minggu (26/5/2024).
Perempuan yang akrab disapa Pipit ini mengatakan jika mereka memilih nama Omah Lawas karena mereka memiliki kesukaan yang sama dengan benda-benda retro. Ditambah mereka mewarisi banyak benda-benda lawas dari keluarga seperti peringan musik, lukisan, foto, hingga koran-koran era 1970-an. Jadi mereka menjadikan barang-barang ini sebagai hiasan di kafe agar lebih estetik.
"Bangunan kafe juga merupakan rumah kuno dengan kesan homey yang kuat. Kita tetap mempertahankan bentuk asli bangunan agar kesan vintage tetap kuat," jelasnya.
Kini Omah Lawas juha menyediakan rak berisi beberapa buku sebagai alternatif pengunjung yang ingin minum kopi sambil membaca. Menu makanan dan minuman yang tersaji juga berbeda dengan kafe atau kedai kopi lainnya, mulai dari nasi ayam ketumbar hasil kreasi resep rumahan para pengelola Omah Lawas.
"Buat temen temen yang pingin nyantai dan suka baca buku kita menyediakan beberapa bacaan seperti komik, novel dan cerita-cerita wayang, hingga buku bertema psikologi," ujarnya.