'Rumah Kelereng' di Madiun Simbol Tolerenasi Beragama

Berdiri di kompleks rumah megah

Madiun, IDN Times - Salah satu rumah di Desa Bulakrejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun itu terlihat megah. Kediaman milik almarhum KH Aly Murshid ini paling mencolok jika dibandingkan dengan rumah warga lain yang sama-sama berada di tepi jalan penguhung Desa Bulakrejo dengan Dusun Temboro, Desa Buduran, Kecamatan Wonoasri.

Tampak dari depan, bangunan berlantai dua itu memiliki empat pilar bulat dengan tinggi sekitar 10 meter. Dindingnya berlapis batu alam berwarna cokelat muda. Sejumlah pohon serut berukuran besar yang didesain layaknya bonsai tumbuh di halaman depan rumah itu. Cukup mewah bak istana namun berada di areal persawahan.

1. Makam KH Aly Murshid banyak didatangi peziarah

'Rumah Kelereng' di Madiun Simbol Tolerenasi BeragamaBangunan yang berbentuk menyerupai tempat ibadah beberapa agama menjadi jujugan pengunjung. IDN Times/Nofika D. Nugroho

Selain megah, rumah itu juga menjadi jujugan warga dari sejumlah daerah yang mayoritas dari Jawa Timur. Kedatangan mereka untuk berziarah ke makam KH Aly Murshid yang berada di kompleks kediaman itu. 

Alasan warga yang nyekar lantaran almarhum Aly Murshid dikenal sebagai orang yang memiliki ilmu kebatinan dan dapat membantu menyelesaikan permasalahan orang lain. Mereka yang meminta bantuan rata-rata dari kalangan pebisnis dari etnis Tionghoa.

Baca Juga: Hangatnya Toleransi Beragama di Kampung Pecinan Tambak Bayan

2. Hadirkan semangat Bhinneka Tunggal Ika

'Rumah Kelereng' di Madiun Simbol Tolerenasi BeragamaKepala Desa Bulakrejo, Balerejo, Kabupaten Madiun berada di kompleks 'Rumah Kelereng' yang menjadi simbol toleransi beragama, Rabu (1/12/2021). IDN Times/ Nofika D. Nugroho

Warga yang datang juga ingin melihat keunikan yang ada di sana. Lima bangunan didesain menyerupai tempat ibadah umat beragama di Indonesia. Ini seperti berupa masjid di tengah kolam ikan, gereja, vihara dan pura. 

"Sebenarnya ini simbol Bhinneka Tunggal Ika. Konsep yang diinginkan (almarhum) pak Kiai Aly Murshid seperti itu," kata Aly Muslich, keponakan sang kiai yang diberi wasiat untuk menempati dan mengurus rumah dengan sebutan lain rumah kelereng itu. 

Nama itu lantaran sebagian dinding rumah ditempeli kelereng. Ini seperti di bagian bawah pilar dan dinding bagian belakang. 

3. Pemilik rumah dikenal sering membantu permasalahan hidup 'pasien'

'Rumah Kelereng' di Madiun Simbol Tolerenasi BeragamaPatung Dewi Kwan Im di kompleks 'Rumah Kelereng' Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika D. Nugroho

Kepala Desa Bulakrejo M. Zaenuri mengatakan sebagian dana untuk membangun rumah mewah itu dari 'pasien' KH Aly Murshid. Mereka kemudian memberikan imbalan materi. "Sebagai ucapan terima kasih. Banyak juga yang sampai sekarang tetap memberikan bantuan dana karena jasa pak Kiai (Aly Murshid)," ungkap dia, Rabu (1/12/2021).

Zaenuri tidak mengetahui nominal bantuan yang terus mengalir ke pengelola 'Rumah Kelereng'. Yang jelas, rumah kediaman di atas lahan sekitar 1,5 hektare itu direnovasi maupun dibangun secara bertahap. Pertama pada tahun 1986. "Rumah utama dipugar dengan bentuk seperti sekarang," ujar dia.

4. Bangunan direnovasi dan didirikan secara bertahap

'Rumah Kelereng' di Madiun Simbol Tolerenasi BeragamaBagian dinding yang ditempeli kelereng di rumah megah di Desa Bulakrejo, Balerejo, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika D.Nugroho

Kemudian, pada tahun 2007 dibangun miniatur tempat ibadah dari berbagai agama di Indonesia. Proses pembangunannya, dikatakan Zenuri setelah KH Aly Murshid wafat pada usia 70 tahun. Semasa hidup hingga mengembuskan napas terakhir, mendiang kiai Murshid tidak menikah. 

Oleh karena itu, rumah megah diwasiatkan kepada Aly Muslich, keponakannya untuk menempati sekaligus merawat. Selain dia, tiga warga lain di Desa Bulakrejo juga membantu kegiatan Aly Muslich setiap harinya.

5. Sering didatangi pengunjung dari luar daerah

'Rumah Kelereng' di Madiun Simbol Tolerenasi BeragamaMiniatur tempat beberapa umat beragama di kompleks 'Rumah Kelereng' di Madiun. IDN Times/Nofika D. Nugroho

Sementara itu, Kusuma Ayu Febriani, salah seorang pengunjung ke rumah kelereng merasa salut dengan pendiri tempat itu. Sebab, sebagai wujud toleransi antar umat beragama di Indonesia. 

"Bangunan (yang menyerupai) tempat ibadah ada beberapa dan ini bagus sekali. Apalagi tempatnya adem, bagus, dan bersih," ujar warga Desa Ngepeh, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun yang berdomisili di Mojokerto ini.

Selain Ayu, 'Rumah Kelereng' juga sering didatangi pengunjung lain. Sebagian di antaranya dari sekolah taman kanak-kanak, dan komunitas sepeda. Maka, rumah megah di Desa Bulakrejo dapat dikatakan sebagai destinasi wisata religi yang dibuka sepanjang waktu.

Baca Juga: Indonesia, Berbeda-beda Tetap Sate Jua!

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya