Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Melihat Tradisi Jamasan Tombak Kyai Upas Pusaka Milik Tulungagung

Prosesi jamasan tombak kyai upas. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Tulungagung, IDN Times - Pemkab Tulungagung menggelar jamasan pusaka tombak Kyai Upas. Jamasan ini dilakukan setiap tahun, pada hari Jumat bulan suro dalam sistem penanggalan jawa. Setelah delapan tahun prosesi jamasan ini kembali ke Pendopo Kanjengan. Pendopo tersebut merupakan lokasi penyimpanan tombak tersebut. Namun pada 2016 pendopo tersebut dijual oleh pihak keluarga ke orang lain sehingga penyimpanan dan prosesi jamasan dipindah ke Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip setempat. Namun pada tahun lalu Pemkab secara resmi membeli pendopo ini dengan harga Rp 10 Miliar.

1. Dijamas menggunakan air dari 9 sumber

Prosesi jamasan tombak kyai upas. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Menurut sejarah, tombak kyai upas merupakan pusaka milik Ki Ageng Mangir, menantu raja mataram yang menolak tunduk dalam kekuasaan mataram. Setelah Ki Ageng Mangir meninggal, tombak ini kemudian disimpan di pendopo kanjengan Tulungagung. Selain itu pusaka ini juga berkaitan dengan sejarah berdirinya Kabupaten Tulungagung.
Ritual jamasan ini diawali dengan kirab kesenian reog, yang mengiringi dayang atau putri membawa air dari 9 sumber. Air tersebut kemudian dicampur dengan kembang tujuh rupa dan digunakan untuk menjamas tombak kyai upas.

2. Pusaka yang erat dengan pembentukan Kabupaten Tulungagung

Prosesi jamasan tombak kyai upas. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo yang turut hadir dalam jamasan tersebut menuturkan, kegiatan ini merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahun. Selain melestarikan tradisi, jamasan ini juga bertujuan untuk membersihkan karat yang ada pada bagian mata tombak. "Ini merupakan pusaka yang erat kaitannya dengan perjuangan dan sejarah pendirikan Kabupaten Tulungagung," ujarnya, Jumat (28/07/2023).

3. Akan jadikan salah satu destinasi wisata

Prosesi jamasan tombak kyai upas. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Pihak Pemkab sendiri berencana akan menjadikan jamasan ini sebagai salah satu daya tarik wisatawan. Maryoto menilai prosesi jamasan bisa mendatangkan wisatawan untuk berkunjung dan menyaksikannya. Menurutnya hal ini perlu dikordinasikan ke banyak pihak, agar kegiatan jamasan ini bisa menjadi event yang menarik. "Tentunya jamasan ini akan dikemas sehingga menjadi menarik wisatawan," imbuhnya.

4. Warga berebut air sisa jamasan

Warga menunjukkan air sisa jamasan. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Sementara itu, sejumlah masyarakat langsung berebut air sisa jamasan. Mereka percaya air tersebut membawa berkah tersendiri, dan bagus untuk kesehatan. Supriyati salah seorang warga mengaku ikut berebut air sisa jamasan untuk mendapatkan berkah. Air tersebut sebelumnya sudah didoakan dan dipercaya bisa mendatangkan berkah tersendiri. "Nanti airnya akan dimasukkan ke sumur," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bramanta Pamungkas
EditorBramanta Pamungkas
Follow Us