Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pendaki. unsplash.com

Mendaki gunung merupakan aktivitas yang menantang dan digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari pemuda hingga orang tua serta para pecinta alam. Namun, di beberapa lokasi pendakian, terdapat larangan atau kepercayaan tertentu yang telah diwariskan secara turun-temurun. Salah satu kepercayaan yang berkembang di kalangan pendaki, khususnya di Gunung Lawu, adalah larangan mengenakan pakaian berwarna hijau, terutama hijau pupus. Mitos ini menyebutkan bahwa pendaki yang memakai baju hijau dapat mengalami gangguan, tersesat, atau bahkan tidak dapat kembali dengan selamat. Namun, di balik mitos ini, terdapat penjelasan ilmiah yang logis terkait keselamatan pendaki. Simak yuk!

1. Ilusi Optik dan Kamuflase dalam Hutan

Ilustrasi pendaki. unsplash.com

Dalam jurnal "Fungsi Mitos, Etika Lingkungan dan Integrasi pada Aktivitas
Mendaki Gunung Lawu", dijelaskan secara ilmiah bahwa alasan utama mengapa warna hijau tidak disarankan untuk dipakai saat mendaki gunung adalah karena warna ini dapat menyatu dengan lingkungan sekitar. Hutan dan pegunungan umumnya didominasi oleh vegetasi hijau seperti pepohonan, semak-semak, dan rerumputan. Jika seorang pendaki mengenakan pakaian hijau, terutama dengan rona yang mirip dengan dedaunan, maka keberadaannya akan lebih sulit dikenali oleh rekan pendaki maupun tim pencarian dan penyelamatan (SAR) jika terjadi kondisi darurat.

2. Risiko Kehilangan dan Proses Pencarian yang Sulit

Editorial Team

Tonton lebih seru di