Makam Mbah Panjang yang ada di Kampung Peneleh, Surabaya. (IDN Times/Kayla).
Suatu sore di hari Minggu (7/4/2024), kami coba berkunjung ke Jalan Peneleh Gang VII. Seperti hari-hari biasanya, kegiatan warga tak pernah bisa meredam tenangnya suasana kampung ini. Kami berjalan lurus beberapa blok dari titik Rumah HOS Tjokroaminoto ke arah utara hingga menemukan warung penjual es. Sepi, hanya nampak dua pria paruh baya yang tengah sibuk bercengkerama.
Lokasi warung yang bersebelahan tepat dengan sepetak tanah berisi dua makam membuat IDN Times langsung bertanya kepada sang pemilik warung. Benar saja, ia lantas memperkenalkan diri sebagai Wawan, warga yang halaman rumahnya ditempati makam tersebut.
"Yang saya tahu, ya makam ini sudah ada bahkan sebelum rumah ini berdiri. Ini biasanya saya bersihkan tapi kebetulan buat sekarang masih belum, mungkin besok," ujarnya sembari menunjuk makam bertuliskan 'Pesarean Mbah Singo' yang kala ditemui penuh dengan rumput liar.
Tanpa diduga, Wawan tiba-tiba menawarkan kepada IDN Times untuk masuk ke rumahnya. Pasalnya, di dalam juga terdapat makam yang diketahui milik Mbah Panjang. Makam Mbah Panjang nampak lebih rapi karena Wawan baru membersihkannya sehari yang lalu.
Baik Makam Mbah Singo maupun Mbah Panjang tidak memiliki detail ukiran nama dan tahun. Wawan berujar hal itu dikarenakan ada orang yang mengganti nisan aslinya dengan nisan modern sejak beberapa tahun silam.
"Saya nggak setuju sebenarnya, karena itu kan identitasnya, entah bagaimana dulu izin untuk ganti nisan. Saya waktu itu masih tinggal di daerah Gubeng di keluarga istri jadi nggak menyaksikan langsung," katanya.