Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Ekowisata Terbaik di Jawa Timur, Cocok untuk Liburan Akhir Semester

Ilustrasi Ekowisata (freepik.com/tirachard)
Intinya sih...
  • Taman Nasional Baluran, Situbondo - Savana Afrika dengan ratusan jenis flora dan fauna. Tiket masuk Rp15 ribu (domestik) dan Rp150 ribu (mancanegara).
  • Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya - Hutan mangrove seluas 200 hektare dengan harga tiket Rp25 ribu (dewasa) dan Rp10 ribu (anak-anak).
  • Kebun Raya Mangrove Surabaya - Luas 34 hektare dengan beragam flora dan fauna. Sensasi berkeliling hutan mangrove menggunakan perahu.

Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi di Pulau Jawa yang terkenal akan sejarah Majapahit, ragam kuliner, budaya, hingga destinasi wisatanya. Mendekati pertengahan tahun, salah satu hal yang ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa maupun pelajar adalah liburan akhir semester.

Pada saat liburan, destinasi wisata menjadi incaran utama untuk mengisi waktu liburan. Misalnya saja destinasi wisata alam seperti ekowisata. Ekowisata adalah salah satu bentuk pariwisata dengan mengikuti kaidah keseimbangan lingkungan supaya lingkungan tersebut tetap lestari. 

Penasaran apa saja ekowisata terbaik di Jawa Timur yang cocok untuk liburan akhir semester? Simak artikel ini sampai habis!

1. Taman Nasional Baluran, Situbondo

Ilustrasi Taman Nasional Baluran (pinterest.com/TAMALIA LEONIE)

Kamu ingin merasakan suasana seperti di savana Afrika? Ekowisata yang ini bisa jadi tujuanmu nih. Dari luas keseluruhan 25 ribu hektare, 10 ribu hektarenya adalah padang savana. Maka tidak heran bila tempat ini terkenal dengan sebutan Africa Van Java atau Little Africa in Java.

Terdapat ratusan jenis fatwa dan fauna di sini, maka dari itu ada pembagian zona tertentu untuk membedakan tempat perlindungan mereka. Harga tiket masuk untuk pengunjung domestik yaitu Rp15 ribu saja, sedangkan untuk pengunjung mancanegara harganya Rp150 ribu.

2. Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya

Ilustrasi Mangrove Wonorejo Surabaya (istock.com/Habibi Alisyahbana)

Untuk harga tiketnya, orang dewasa dikenakan tarif Rp25 ribu sedangkan anak-anak hanya Rp10 ribu. Terdiri dari dua kawasan utama, yakni hutan mangrove dan jogging track. Berbagai tanaman bakau ditanam di atas lahan seluas kurang lebih 200 hektare. 

Tenang saja, banyak kegiatan yang bisa kamu lakukan di sini kok. Mulai dari menanam pohon mangrove, berfoto, sampai naik wahana perahu. Jika ingin mengikuti kegiatan tanam mangrove, kamu hanya perlu membayar Rp5 ribu dan harus reservasi maksimal 2 hari sebelum hari h.

3. Kebun Raya Mangrove Surabaya

Ilustrasi hutan mangrove (unsplash.com/🌺 Georgia Morales 🌺)

Memiliki luas mencapai 34 hektare yang terdiri dari wilayah Gunung Anyar seluas 11 hektare, Medokan Sawah 16 hektare, dan Wonorejo 7 hektare. Kebun raya ini menjadi satu-satunya kebun raya pertama dan satu-satunya di Indonesia yang bertema mangrove.

Tidak hanya pohon mangrove, di tempat ini juga ada banyak flora dan fauna seperti biawak, kucing mangrove, monyet kucing panjang, hingga berbagai jenis burung. Jika kamu berkunjung ke sini, kamu bisa merasakan sensasi berkeliling hutan mangrove menggunakan perahu lho. Tertarik ke sini?

4. Kawah Ijen, Banyuwangi

Ilustrasi Pariwisata (unsplash.com/Andika Baskoro)

Danau berwarna hijau tosca ini merupakan danau asam terbesar di dunia. Meskipun sangat indah, tetapi tempat ini sangat dilarang untuk disentuh, dibuat berenang, atau bahkan diminum karena kandungan keasamannya mencapai angka 0.

Blue fire yang ada di sini adalah fenomena ajaib yang kerap jadi incaran untuk didatangi para pengunjung. Fenomena ini adalah gas belerang yang keluar dari celah bebatuan dengan suhu mencapai 600 derajat celcius. Apabila ke sini, kamu juga akan sering berjumpa dengan orang-orang lokal yang memikul belerang, sebab tempat ini masih aktif digunakan sebagai tempat penambangan belerang.

5. Boonpring Andeman, Malang

Ilustrasi kebun bambu (freepik.com)

Boonpring berasal dari dua kata, yakni "boon" yang artinya anugerah dari Bahasa Inggris dan "pring" yang artinya bambu dari Bahasa Jawa." Ketika sampai di sini, kamu akan bertemu dengan telaga berwarna kehijauan karena pantulan warna hutan bambu dan pohon-pohon besar di sekitar.

Beragam aktivitas yang bisa kamu lakukan di sini diantaranya naik perahu, berenang di kolam renang, mengunjungi arboretrum atau museum bambu. Untuk tiket masuknya sangat terjangkau lho, orang dewasa seharga Rp10 ribu dan anak-anak Rp5 ribu. Sedangkan parkirnya hanya Rp5 ribu untuk motor dan Rp10 ribu untuk mobil.

6. Clungup Mangrove Conservation Tiga Warna (CMC Tiga Warna), Malang

Ilustrasi Clungup Mangrove Conservation (istock.com/Bicho_raro)

Ekowisata selanjutnya terdiri dari enam pantai yang berlokasi di Desa Tambakrejo, Malang. Kawasan konservasinya dibagi menjadi dua, yakni area mangrove (Pantai Clungup dan Pantai Gatra), serta area konservasi terumbu karang (Pantai Sapana, Mini, Batu Pecah, dan Tiga Warna).

Selain berfoto-foto, kegiatan lain yang bisa kamu dilakukan di sini adalah seperti piknik di pinggir pantai, trekking di area mangrove, menanam pohon mangrove, sampai menaiki kano. Apabila kamu tertarik ke sini, pastikan mengecek harga dan ketentuan setiap pantai ya, sebab masing-masing memiliki tarif yang berbeda.

7. Ekowisata Kebun Kopi Amadanom, Malang

Ilustrasi kebun kopi (freepik.com/wirestock)

Kamu suka kopi tapi belum pernah memanen kopi? Nah, tempat ini jawabannya! Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Amadanom adalah sebagai petani kebun. Salah satu komoditi utama dari desa ini adalah kopi.

Para pengunjung bisa belajar cara menanam kopi sampai cara mengolah kopi menjadi serbuk kopi. Nah, salah satu kopi yang terkenal dari sini adalah kopi Dampit, kopi ini juga yang membuat Kebun Kopi Amadanom menjadi potensi destinasi ekowisata di Malang.

8. Sumber Maron, Malang

Ilustrasi Sumber Maron (istock.com/Bicho_raro)

Ekowisata yang terletak di Dusun Adi Luwih, Karangsuko, Kecamatan Pagelaran ini pasti sudah sering kamu dengar. Sumber Maron sendiri adalah sumber mata air yang terletak di daerah persawahan. Kegiatan favorit para pengunjung yang sangat sayang kamu lewatkan adalah river tubbing dengan jarak 500 meter. 

Meskipun terlihat seperti tempat wisata biasa, sebenarnya kamu juga bisa belajar cara kerja PLTMH di Sumber Maron lho. Buka mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB, kamu hanya perlu membayar tiket masuk Rp5 ribu-Rp10ribu.

9. Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi

Ilustrasi Taman Nasional Alas Purwo (pinterest.com)

Alas Purwo merupakan hutan tertua di Pulau Jawa. Tempat wisata ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak tahun 1920. Ketika berkunjung ke sini, kamu akan berjumpa dengan situs-situs budaya dan religi yang sangat menarik.

Selain itu, terdapat pula 15 jenis amfibi, 48 jenis reptil, 50 jenis mamalia, 320 jenis burung, dan 700 jenis flora. Selain itu, ekosistem yang bisa kamu kunjungi lainnya ada pantai, mangrove, hutan bambu, savana, dan goa. Yakin gak mau ke sini?

10. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Ilustrasi Taman Nasional Tengger Semeru (unsplash.com/Indra Utama)

Ekowisata yang terakhir ini memiliki julukan sebagai Land of Edelweis karena menjadi habitat bagi berbagai jenis edelweis. Tempat ini dikelola menjadi tujuh zonasi, diantaranya zona inti, rimba, pemanfaatan, tradisional, rehabilitasi, khusus, dan religi. 

Terdapat beberapa spot yang biasanya diincar untuk mengejar spot sunset di sini, yaitu Pananjakan Satu, Bukit Perahu, Bukit Kingkong atau Kedaluh, dan Bukit Cinta. Selain itu, kamu juga bisa mengunjungi objek wisata alam lainnya seperti Bukit Teletubbies, danau Ranu Kumbolo atau Ranu Pani, dan Danau Pasir Bromo

Selain dapat dikunjungi untuk berwisata, ekowisata juga secara tidak langsung bisa menjadi sarana edukasi. Dengan berkunjung ke ekowisata di Jawa Timur, diharapkan para pengunjung bisa menambah wawasan dan menebar pengetahuan mengenai apa saja yang telah didapat. Yang terakhir, jika berkunjung ke manapun, pastikan kamu selalu jaga kebersihan ya! Selamat berwisata!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us