Wisata Religi di Sidoarjo, Makam Ulama hingga Masjid Tertua

Di Sidoarjo banyak pendiri NU menimba ilmu agama

Jejak peninggalan dan penyebaran agama Islam juga terdapat di Sidoarjo. KH Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pernah nyantri di salah satu pondok pesantren di Sidoarjo. Bahkan ada yang menyebut bahwa saat nyantri di Sidoarjo, bibit pembentukan NU sudah mulai tumbuh. Sidoarjo menjadi tempat para pendiri NU menimba ilmu agama. Sehingga tak heran pada momen hari lahir 1 Abad NU pada 2023 lalu, Sidoarjo yang jadi tuan rumah penyelenggaraan secara nasional.

Lantas di mana sajakah wisata religi di Sidoarjo yang kerap dikunjungi peziarah? Berikut ini daftarnya

1. Pondok Pesantren Al Hamdaniyah

Wisata Religi di Sidoarjo, Makam Ulama hingga Masjid TertuaKamar KH Hasyim Asyari waktu mondok di Pondok Pesantren Al Hamdaniyah, Sidoarjo. Instagram/maharusso_assuyuthi

Pesantren yang sudah berdiri sejak tahun 1787 ini disebut sebagai yang tertua di Jawa Timur. KH Hasyim Asy’ari pendiri organisasi Islam di Indonesia Nahdlatul Ulama pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Hamdaniyah, Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo. Sejumlah ulama besar NU juga pernah nyantri di sini seperti KH Asy’Ad Samsul Arifin, KH Ridwan Abdullah (pembuat logo NU) KH Alwi Abdul Aziz dan KH Wahid Hasyim (ayah Gus Dur presiden ke-6 RI).

Bangunan lawas dan kamar yang dulunya ditempati oleh ulama besar NU saat nyantri tetap dipertahankan. Ini supaya menjadi motivasi santri lain agar bisa giat menimba ilmu di ponpes Al Hamdaniyah.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Bukber All You Can Eat di Sidoarjo 

2. Makam Aulia Ulama Sono

Wisata Religi di Sidoarjo, Makam Ulama hingga Masjid TertuaKhofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim saat ziarah ke makam ulama Aulia Sono, Sidoarjo. Instagram/pemkabsidoarjo

Makam Aulia Ulama Sono dulunya adalah bangunan pondok pesantren Ummul Ulum yang didirikan oleh Kiai Muhayyin. Pondok tersebut hancur setelah agresi kolonial Belanda, sehingga hanya tersisa makam dan masjid Miftahul Jannah. 

Terdapat makam Kiai Muhayyin dan istrinya Nyai Asyifah, kedua putranya Kiai Abu Mansur dan Kiai Zarkasi serta KH Said cucunya atau ayah dari KH Ali Mas'ud (Mbah Ud). Biasanya setelah dari Makam Aulia Ulama Sono yang ada di kawasan Sono, Buduran, Sidoarjo, destinasi wisata religi selanjutnya yang diziarahi adalah Makam Mbah Ud.

3. Makam Mbah Ud

Wisata Religi di Sidoarjo, Makam Ulama hingga Masjid TertuaKompleks makam KH Ali Mas’ud alias Mbah Ud di Pagerwojo, Sidoarjo. Instagram/mshidqiagus

Makam KH Ali Mas’ud atau yang akrab disebut Mbah Ud adalah adalah salah satu wisata religi yang ramai dikunjungi peziarah, terutama saat malam Jumat. Mbah Ud sering menjadi jujugan masyarakat yang pada waktu itu terkena masalah. Karomah atau kelebihan Mbah Ud adalah yaitu doanya mustajab dan ringan tangan sehingga banyak orang yang terbantu. Hingga akhir hayatnya, sekitar tahun 1980 Mbah Ud wafat dan dimakamkan di Desa Pagerwojo, Buduran, Sidoarjo. Pada Harlah 1 Abad NU lalu, makam ini juga ramai diziarahi wisatawan.

4. Makam Dewi Sekardadu

Wisata Religi di Sidoarjo, Makam Ulama hingga Masjid TertuaKompleks makam Dewi Sekardadu di Sidoarjo. Instagram/banggasidoarjo

Dewi Sekardadu adalah putri Raja Blambangan pada abad ke-14. Dewi Sekardadu adalah ibu dari Raden Paku atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Giri, salah satu Wali Songo. Cerita masyarakat setempat menyebut Sunan Giri kecil dibuang ke laut oleh Raja Blambangan, kakeknya sendiri. Kemudian Dewi Sekardadu menceburkan diri ke laut untuk mencari anaknya yang baru lahir itu. Usahanya gagal dan jasadnya ditemukan nelayan Sidoarjo kemudian dimakamkan di Dusun Kepetingan, Ds. Sawohan, Buduran, Sidoarjo.

5. Masjid Jami’ Al Abror

Wisata Religi di Sidoarjo, Makam Ulama hingga Masjid TertuaPintu asli masuk masjid jami Al Abror yang masih dipertahankan hingga sekarang. Instagram/sidoarjo.id

Masjid Jami’ Al Abror didirikan pada tahun 1678 di Dusun Kauman, Pekauman, Sidoarjo oleh Mbah Moelyadi yang berasal dari Mataram. Ia dibantu oleh Mbah Badriyah, Mbah Muso, dan Mbah Sayid Salim. Keempatnya dimakamkan di kompleks masjid yang dulu bernama Masjid Kauman. Masjid ini pernah menjadi sarana penyebaran agama Islam saat masih di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Selain makam, masyarakat masih bisa menyaksikan bangunan asli masjid yang sudah beberapa kali direnovasi, di antaranya pintu asli masjid di sisi utara dan jam waktu matahari untuk mengetahui waktu salat.

Ternyata ada banyak sekali jejak peninggalan dan perkembangan Islam Tanah Air yang berasal dari Sidoarjo. Sehingga di  Bulan Suci ini salah satu momen yang tepat untuk berkunjung ke destinasi religi yang sudah disebutkan di atas untuk dapat meneladani perjuangan para pendahulu.

Baca Juga: 7 Tempat Buka Puasa Lesehan di Sidoarjo 

dhafintya noorca Photo Community Writer dhafintya noorca

Life keeps on going and learning

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya