Jalan-jalan ke Kawasan Kota Tua Surabaya, Yuk!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dulu pemerintah kolonial Belanda menerapkan kebijakan pemisahan etnis, termasuk di Surabaya. Pemisahan ini membuat warga dari etnis berbeda tersebut tidak berdiam di satu kawasan secara heterogen. Sehingga dulu di Surabaya dikenal ada Kampung Arab untuk warga Arab, Kampung Pecinan untuk warga Tionghoa, dan Kampung Eropa untuk warga Belanda.
Pemisahan ini turut membuat kawasan yang didiami etnis tersebut berbeda antara satu dan lainnya. Baik dari bentuk bangunan hingga budaya di sekitarnya. Saat ini pemerintah tengah merevitalisasi kawasan Kota Tua Surabaya di kawasan Pabean Cantikan, Kembang Jepun. Kota Tua Surabaya secara bertahap direvitalisasi dan menjelma menjadi kawasan wisata yang dicintai masyarakat. Berikut ini beberapa spot wisata yang bisa kamu kunjungi saat berada di Kota Tua Surabaya.
1. Museum de Javasche Bank
Museum De Javasche Bank merupakan salah satu peninggalan zaman penjajahan Belanda di Surabaya yang masih tegak berdiri sampai sekarang. Museum ini dikenal juga dengan Museum Bank Indonesia. De Javasche Bank (DJB) didirikan pada tahun 1828. DJB sendiri adalah cikal bakal Bank Indonesia.
Kamu bisa melihat koleksi museum yang ada di tiga ruang yaitu Ruangan Koleksi Mata Uang Lama, Ruangan Koleksi dari Konservasi, dan Ruangan Koleksi Harta Budaya. Museum De Javasche Bank berlokasi di Jl. Garuda No.1, Kec. Krembangan, Surabaya. Tiket masuknya gratis
2. Jembatan Merah
Jembatan Merah menjadi lokasi pertempuran antara arek-arek Suroboyo melawan tentara Inggris. Di sini terjadi baku tembak sengit mengalahkan pasukan tentara sekutu yang menewaskan Jenderal A.W.S Mallaby. Jembatan Merah merupakan saksi sejarah dalam perjuangan melawan penjajah.
Jembatan Merah berlokasi di Jalan Kembang Jepun yang berada di kawasan Kota Tua Surabaya. Jembatan didirikan pada era Gubernur Jenderal Daendels tahun 1809 untuk menghubungkan wilayah timur sungai Kali Mas (kawasan Pecinan dan Arab) dengan wilayah barat sungai (wilayah Eropa), sehingga Jembatan Merah menjadi pusat area bisnis di Surabaya zaman dulu.
3. Kembang Jepun
Tepat di kawasan Jembatan Merah, kamu bisa berwisata di Kembang Jepun. Pemandangan kontras dengan Jembatan Merah bakal kamu rasakan di sini, karena Kembang Jepun merupakan kawasan Pecinan.
Salah satu ikon kawasan wisata ini adalah dua patung naga di atas gerbang masuk Jalan Kembang Jepun yang saling berhadapan, lampion yang menggantung sepanjang jalan. Selain itu di sini juga ada spot foto bertema Kembang Jepun. Tiap hari Jumat-Minggu kamu bisa mencoba wisata kuliner yang ada di kawasan Kembang Jepun.
4. Taman Sejarah
Salah satu tempat yang akan direvitalisasi di kawasan Kota Tua adalah Taman Sejarah di Jalan Rajawali, Kecamatan Krembangan. Nantinya di sini kamu bisa melihat replika mobil jenis Buick 8 yang dikendarai oleh Brigadir Jenderal Mallaby pada saat pertempuran Surabaya tahun 1945. Monumen mobil itu akan dibuat semirip mungkin seperti pada saat peristiwa 30 Oktober 1945.
Selain itu, bakal ada ornamen papan tulisan “Once And Forever, The Indonesian Republic” yang diletakkan di sisi belakang mobil seperti pada saat peristiwa 30 Oktober. Akan dibangun pula museum outdoor yang menjelaskan rentetan kejadian sebelum, saat dan sesudah peristiwa 10 November.
5. Penjara Kalisosok
Penjara Kalisosok adalah bekas penjara yang dibangun pada tahun 1808 oleh pemerintah kolonial Belanda. Penjara Kalisosok menjadi rumah tahanan tak hanya oleh orang pribumi tapi juga orang Eropa, China dan Arab yang bersalah pada waktu itu. Bahkan W.R. Soepratman dan H.O.S Tjokroaminoto pernah menjadi tahanan penjara Kalisosok.
Kini penjara Kalisosok sudah tidak pernah menerima tahanan sejak puluhan tahun lalu. Kamu tetap bisa melihat bentuk bangunan penjara yang kini mencadi cagar budaya yang berlokasi di Jalan Penjara, Krembangan Selatan, Surabaya ini.
6. Jalan Panggung
Jalan Panggung adalah jalan panjang yang berada di tengah-tengah kawasan Ampel dan Kembang Jepun yang dulunya merupakan perkampungan Melayu. Salah satu penandanya adalah bentuk rumah panggung di kawasan tersebut.
Kawasan Jalan Panggung sudah terlebih dulu direvitalisasi pada 2019 lalu. Kamu bisa melihat bangunan yang ada di sepanjang jalan Panggung yang dicat berwarna-warni. Lampu jalan yang terpasang kian menambah nuansa romansa lawas di sini.
7. Museum Hidup Polrestabes Surabaya
Museum Hidup Polrestabes Surabaya bertempat di kantor Mapolrestabes Surabaya Jalan Sikatan Nomor 1. Museum selesai menjalani renovasi pelestarian cagar budaya pada tahun 2015 lalu dan diresmikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Tak cuma kaya sejarah, museum ini juga memiliki nilai arsitektur tinggi karena bangunan kantor kepolisiannya sudah ada sejak zaman Belanda.
Kamu bisa melihat berbagai peninggalan dan koleksi di Museum Hidup Polrestabes Surabaya seperti senjata api jenis pistol dari tahun 1895, pistol buatan tahun 1898 dan air softgun keluaran 1875 yang semuanya berasal dari luar negeri. Selain itu pula terdapat seragam kepolisian, benda atau alat penyidikan zaman dulu hingga kamera. Tidak ada biaya yang dipungut untuk masyarakat yang ingin berkunjung ke Museum Hidup Polrestabes Surabaya.
Berwisata ke kawasan Kota Tua Surabaya gak cuma bakal menambah pengetahuan sejarah tapi juga kecintaanmu pada Kota Pahlawan. Sehingga kamu bakal ikut menjaga kelestariannya karena sejarah merupakan bagian dari masa kini yang tidak bisa dielakkan keberadaannya. So, udah siap explore kawasan wisata Kota Tua Surabaya?
Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Makan Kwetiau Medan di Surabaya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.