Begini Rasanya Menikmati Kopi Ditemani Ribuan Boneka Horor di Malang

Pemilik Kafe Golekan, Luciana Febriani menceritakan jika ia sebenarnya sudah memiliki hobi mengoleksi boneka-boneka horor sejak usia 9 tahun. Awalnya ia mengoleksi boneka-boneka ini hanya sebagai hobi untuk dinikmati sendiri. Apalagi ia mengakui jika tidak semua orang bisa tahan berada di sekitar boneka-boneka yang memiliki nuansa menyeramkan ini.

Namun, semua berubah ketika suaminya meninggal dua tahun yang lalu. Sebelum meninggal, sang suami memiliki cita-cita untuk membangun kafe dengan boneka-boneka Luciana sebagai daya tarik. Sang suami bahkan sudah menyiapkan nama Kafe Golekan, yang dalam bahasa Jawa memiliki dua arti, yaitu pencarian dan boneka.

"Ada amanah dari suami sebelum meninggal, ia menitipkan nama Kafe Golekan seandainya saya buka usaha kuliner. Sehingga tidak cuma saya saja yang menikmati, tapi juga orang lain," terangnya saat dikonfirmasi pada Kamis (15/06/2023).

Oleh karena itu, ia membuat konsep kafe dengan ribuan boneka di dalamnya. Beberapa boneka ditaruh di dalam lemari kaca. Sementara lainnya ada yang ditaruh di rak, meja, hingga kursi agar memiliki kesan mereka tengah menemani pelanggan kafenya.

Luciana juga mengatakan ia memiliki rencana untuk memperluas kafenya. Karena ada masukan dari beberapa pelanggan kalau kafenya terlalu sempit. Apalagi dengan banyak boneka yang membutuhkan ruang lebih.

Luciana membeberkan kalau setidaknya ada 1.500 boneka yang sudah ia koleksi selama puluhan tahun. Dari keseluruhan bineka tersebut ada yang usianya lebih dari seabad, ia menyebutnya sebagai boneka porselen. Ia mendapatkan boneka-boneka ini tidak mudah karena kelangkaannya, beberapa ia juga dapat dari pemberian orang.

Namun, menurutnya yang paling jadi favorit pelanggan kafenya adalah boneka Annabelle yang secara khusus ia pesan custom dari Tangerang. Pasalnya boneka tersebut sudah terkenal karena memiliki film sendiri di Hollywood. Oleh karena itu, banyak pengunjung kafe yang berswafoto dengan boneka bergaun tersebut.

Luciana juga mengatakan kalau ia menamai setiap boneka yang ia miliki. Sehingga ia memiliki keterikatan batin yang kuat dengan masing-masing boneka tersebut. Ia juga merawat satu persatu boneka-boneka tersebut agar tidak mengalami kerusakan karena usia.

"Kalau yang di dalam lemari masih akan karena terhindar dari debu, tapi yang ada di luar ini yang rentang kena debu sehingga cepat rusak. Jadi saya rawat mulai dari memandikan, keramas, sampai ganti baju. Kalau satu boneka ukuran bajunya sama dengan boneka lainnya, biasakan saya rolling," bebernya.

Perempuan asli Kediri ini membeberkan kadang ada pengalaman di luar nalar bersama boneka ini. Ia merasa kadang tatapan mereka hidup sedang mengawasi dirinya. Bahkan, ada pengunjung yang mengaku disapa dan diminta foto oleh boneka-boneka tersebut. Namun, banyak pengunjung yang biasa saja dengan fenomena tersebut.

Alasan tersebut juga yang membuat Luciana dan keluarga pindah dari Kediri ke Malang. Pasalnya keluarga besarnya tidak cocok dengan hobinya dan merasa terganggu. Ia juga menyebut jika hampir semua bonekanya memiliki penunggunya sendiri. Oleh karena itu kesan hidup mereka sangat terasa meskipun mereka sebenarnya benda mati.

"Saya tidak memasukkan spirit ke dalam boneka satu per satu, mereka datang sendiri. Mereka singgah sendiri tanpa diminta," bebernya.

Selama tinggal di Malang juga koleksi boneka miliknya kian bertambah. Pasalnya tidak ada lagi yang terganggu dengan hobi tersebut. Bahkan hobi itu yang kini memberi banyak rezeki kepadanya.

Salah satu pelanggan Kafe Golekan, Kevin Putra Wijaya, mengakui memang bosan dengan kafe-kafe di Malang yang konsepnya itu-itu saja. Ia lalu secara khusus mencari di Instagram letak kafe-kafe nyentrik di Malang. Dan ia menemukan Kafe Golekan, apalagi ia juga memiliki hobi menonton film-film horor.

Saat datang, ia sangat terpukau dengan jumlah boneka yang amat sangat banyak dan menyeramkan. Dari sana ia mulai sering mengunjungi kafe ini untuk melepas penat. Ia juga mengajak keluarga hingga kawan-kawannya untuk datang ke kafe ini.

Kevin mengakui jika ia kadang merasa seram dengan boneka-boneka di sana. Apalagi salah satu boneka di depan pintu toilet yang menyerupai kuntilanak. Tapi hal tersebut justru membuatnya jadi makin ketagihan datang ke Kafe Golekan.

"Kalau yang paling menyeramkan menurut saya yang ada di pojok, seperti ada isinya (spirit). Selain itu jujur baru pertama kali lihat koleksi kayak gini, dan memang bonekanya didesain untuk horor, bukan untuk lucu-lucu," pungkasnya.