TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemuda Banyuwangi Kenalkan Desa Wisata Lewat Pameran Benda Kuno 

Bisnis pariwisata mulai dipacu

Komunitas Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN) membuat destinasi wisata baru dengan memanfaatkan benda-benda kuno. IDN Times/Istimewa

Banyuwangi, IDN Times - Komunitas Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN) membuat destinasi wisata baru dengan memanfaatkan benda-benda kuno hingga rumah adat suku Osing sebagai pameran untuk daya tarik di Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh.

Di lahan seluas satu hektar, komunitas BYCN memanfaatkan aset pribadi milik kepala desa Gumirih, Murai sebagai titik pameran. Murai mulanya menantang anak muda di desanya untuk membuat destinasi baru.

Banyuwangi sendiri menobatkan diri sebagai daerah pariwisata. Sejumlah desa, sejak era Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang menjabat dua periode dan dilanjutkan istrinya Ipuk Fiestiandani saat ini, diajak untuk mengangkat potensi desa sebagai pariwisata baru. Banyak yang muncul, lalu tumbang akibat pandemik.

"Awalnya kami ditantang membuat sesuatu yang menarik untuk mengembangkan Kecamatan Singojuruh, khususnya Desa Gumirih. Selama ini Singojuruh terkenal karena tradisi kebo-keboan, mereka ingin ada destinasi baru," ujar Ketua BYCN, Vicky Hendri Prasetyo, Senin (8/11/2021).

Baca Juga: Tamansari Banyuwangi Terpilih 50 Besar Desa Wisata Terbaik 2022

1. Pamerkan benda kuno milik Kades

Komunitas Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN) membuat destinasi wisata baru dengan memanfaatkan benda-benda kuno. IDN Times/Istimewa

Setelah keliling desa, mereka melihat rumah kepala desa yang banyak peninggalan kuno. Di lahannya seluas satu hektar, selain rumah pribadi, juga terdapat 9 rumah Using kuno dan 1 joglo besar. Belum lagi, barang-barang peninggalan kuno koleksi Murai.

"Kami jadi terinspirasi ingin membuat tempat yang selain untuk spot foto, namun bisa juga untuk belajar sejarah. Koleksinya ada yang dari jaman dinasti Qing," ujarnya.

Mereka kemudian membongkar lahan milik murai. Koleksi pintu-pintu kuno mereka jajar sedemikian rupa menjadi gerbang masuk yang menarik. Rumah-rumah using didesain dengan interior yang menarik dan sisi koleksi barang-barang lawas.

2. Bikin ruang kreativitas anak muda

Komunitas Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN) membuat destinasi wisata baru dengan memanfaatkan benda-benda kuno. IDN Times/Istimewa

BYCN merupakan kumpulan berbagai komunitas yang meliputi 17 sektor, seperti desain produk, fashion, film, video animasi, fotografi, kerajinan, kuliner, musik, aplikasi, periklanan, televisi-media, seni pertunjukan,  seni rupa, dan masih banyak lainnya. 

Mereka berkumpul mengangkat berbagai potensi desa di Banyuwangi dengan menggelar pelatihan di berbagai sektor kreatif yang mengacu pada potensi masing-masing desa.

Viki berharap, pameran benda kuno Suku Osing tersebut menarik minat pengunjung. Ia juga membuat amphiteater di bagian belakang untuk pusat kegiatan seni budaya dan kreativitas pemuda.

"Awalnya ini lahan tidak terawat, gundukan tanah yang dipenuhi rumput liar. Lalu kami pugar jadi amphiteater yang menarik. Ini bisa jadi public space," terang Vicky.

Selain menggarap sektor seni budaya, BYCN juga fokus pada pengembangan ekonomi kreatif di Desa Gumirih. Mereka melakukan branding UMKM hingga menggelar Creative Talk yang melibatkan 60 anak muda setempat.

Baca Juga: 10 Desa Wisata Sabet Juara di BCA Desa Wisata Awards 2021

Berita Terkini Lainnya