5 Bangunan Peninggalan Kolonial Ini Jadi Ciri Khas Kota Malang

Ada stadion tertua di Indonesia juga loh

Kota Malang memang menjadi bagian penting dari Jawa Timur dan republik ini. Kota ini menjadi saksi para perjuang mempertahankan kemerdekaan dari bangsa penjajah. Selain kisah heroik para pejuang, Malang juga menyimpan banyak sekali bangunan peninggalan kolonial yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. 

Berikut adalah 5 bangunan sisa kolonial yang menjadi ciri khas Kota Malang.

1. Gereja Ijen

5 Bangunan Peninggalan Kolonial Ini Jadi Ciri Khas Kota MalangInstagram/hayuyudhaprabowo

Bangunan ikonik bersejarah pertama yang ada di Kota Malang adalah gereja Ijen atau Gereja Katedral Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel. Bangunan yang berada di Jl Ijen, Kota Malang dibangun tahun pada tahun 1934 dan dirancang oleh arsitek bernama L. Estourgie. Mengusung gaya neo gothik, Gereja Ijen menjadi salah satu ikon bersejarah di Kota Malang. Bahkan hingga kini Gereja Ijen masih terus bertahan dan tetap aktif menjadi salah satu pusat peribadatan umat katolik di Kota Malang. 

2. Gereja Kayutangan

5 Bangunan Peninggalan Kolonial Ini Jadi Ciri Khas Kota MalangFlickr.com

Berikutnya ada Gereja Katolik Hati Kudus Yesus atau yang lebih dikenal dengan Gereja Kayutangan di Jl  MGR Sugiopranoto No. 2, Kiduldalem, Klojen, Kota Malang. Gereja yang satu ini juga menjadi salah satu bangunan bersejarah nan ikonik di Kota Malang. Dibangun pertama kali pada tahun 1905 dan menjadikan gereja katolik ini merupakan yang tertua di Kota Malang. Salah satu ciri dari bangunan ini adalah dua menara pada bagian depan gereja dengan tinggi 33 meter. Hingga kini Gereja Kayutangan masih tetap aktif beroperasi dan masih menjadi tempat peribadatan bagi umat katolik di Kota Malang. 

3. Balai Kota Malang

5 Bangunan Peninggalan Kolonial Ini Jadi Ciri Khas Kota MalangBalai Kota Malang di awal proses pembangunan dan saat ini. Dok/jelajah jejak malang

Satu lagi bangunan ikonik dan bersejarah di Kota Malang adalah balai kota di Jl Bundaran Tugu, Kota Malang. Balai Kota Malang sendiri merupakan salah satu peninggalan dari pemerintah Belanda. Dibangun pada tahun 1927 dan mulau beroperasi pada September 1929. Biaya pembangunan Balai Kota Malang sendiri mencapai 287 ribu gulden dan dirancang oleh HF Horn. Hingga saat ini Balai Kota Malang masih tetap mempertahankan arsitektur lama dan tetap menjadi kantor dari pimpinan wilayah Kota Malang. 

4. Stadion Gajayana

5 Bangunan Peninggalan Kolonial Ini Jadi Ciri Khas Kota MalangStadion Gajayana di Kota Malang. (Dok. Humas Pemkot Malang)

Bagi anda penggemar sepak bola tentu sudah tak asing dengan Stadion Gajayana. Ya, stadion ini dahulu merupakan markas dua klub besar asal Malang yakni Arema dan Persema. Stadion Gajayana sendiri merupakan stadion tertua di Indonesia dan dibangun pertama kali pada tahun 1924-1926.

Pada tahun 1990-an stadion ini sempat mengalami renovasi penambahan kapasitas menjadi 17.000. Lalu saat Arema berlaga di AFC Champions League pada tahun 2007, stadion ini juga kembali mendapat renovasi penambahan kapasitasmenjdi 25.000. Sampai saat ini Stadion Gajayana masih tetap difungsikan untuk kebutuhan olahraga dan menjadi markas dari beberapa klub Liga 3 di Kota Malang. 

Baca Juga: Kota Malang Bakal Tambah 4 Lokasi Parkir Elektronik Lagi 

5. RSU Lavalette

5 Bangunan Peninggalan Kolonial Ini Jadi Ciri Khas Kota MalangDok/aladokter

Berbicara terkait bangunan bersejarah di Kota Malang memang tak pernah ada habisnya. Satu lagi bangunan bersejarah yang hingga kini masih bertahan adalah Rumah Sakit Umum (RSU) Lavalette. Sampai saat ini RSU Lavalette yang berada di Jl WR Supratman No. 10, Rampal Celaket, Kota Malang itu masih beroperasi dan menjadi salah satu rujukan pengobatan di Kota Malang. RSU Lavalette sendiri mulai dibangun pada tahun 1918 yang menjadikannya sebagai RS tertua di Kota Malang.

Sebelum menjadi rumah sakit, Lavalette dahulunya merupakan klinik kesehatan milik pemerintah Hindia-Belanda. Kemudian oleh pengusaha perkebunan yang tergabung dalam yayasan 'Stichting Malangsche Zieken-verpleging' klinik tersebut diubah menjadi rumah sakit. Nama Lavalette sendiri diambil dari pemilik saham terbesar dari klinik tersebut pada masa itu yakni G. Chr. Renardel De Lavalette

Baca Juga: Kayutangan Kota Malang Bersolek, Kabel Semrawut akan Ditata 

Topik:

  • Faiz Nashrillah
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya