Tongkrongan Hits di Banyuwangi, Warkop Portabel Open BO

Mendadak pinggiran sawah jadi lokasi penghasil cuan

Banyuwangi, IDN Times - Himpitan ekonomi dan ketatnya persaingan dunia kerja, membuat dua generasi Z di Banyuwangi, Jawa Timur, ini memeras otak. Alhasil, lahirlah sebuah ide bisnis yang bisa dibilang cukup kreatif. Keduanya memilih usaha ketimbang fokus melempar lamaran kerja ke sana-sini.

Duo generasi Z itu adalah Teo Perdana dan Angel. Pemuda sekandung ini merupakan warga asal Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Tak butuh modal besar, dua pemuda ini membuka warkop portable.

1. Karena fleksibel, sampai dijuluki warkop open BO

Tongkrongan Hits di Banyuwangi, Warkop Portabel Open BOWarkop portable pinggiran sawah di Banyuwangi. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Tak ada lagi kata 'gengsi' di kamus Teo dan Angel. Keduanya sudah membuang jauh-jauh kata tersebut dari jalan mandiri yang dipilihnya. Bermodal box kayu, duo ini menyulap motornya menjadi mesin penghasil cuan. Ya, keduanya membuka usaha warung kopi alias warkop.

Dinamakan warkop portable, karena warkop ini bisa berpindah-pindah dari tempat ke tempat. Jam bukanya pun fleksibel. Bahkan beberapa orang menjuluki warkop Open BO. Julukan ini karena warkop tersebut bisa menghampiri tongkrongan dimana pun itu. Terkadang, keduanya juga buka lapak di pinggiran sawah.

Maka jangan heran ketika melintas di area persawahan persawahan Dusun Mangaran, Desa Bajulmati, mendadak ramai. Di sore hari, lokasi tersebut menjadi sebuah lokasi baru untuk menyeruput kopi sembari melihat hamparan sawah.

Baca Juga: Tingkatkan Perekonomian Warga, Bupati Banyuwangi Inisiasi Gerakan Ini 

2. Selalu ada jawaban di balik persoalan

Tongkrongan Hits di Banyuwangi, Warkop Portabel Open BOAngel, perempuan pemilik warkop portable di Banyuwangi. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Lahir dari keluarga yang sederhana, Teo dan Angel mengaku tak punya modal besar untuk membuka usaha. Pinjaman bank mungkin saja bisa dijangkaunya, namun untuk cicilan harus dia pikirkan lagi. 

Suatu malam, jemari Teo berselancar di atas layar ponsel. Sebuah ide kemudian terbesit setelah melihat video soal gerobak warkop yang bisa berpindah-pindah. Ide tersebut kemudian disederhanakan lagi menggunakan motor yang dimodifikasi box kayu. 

"Awalnya itu melihat konten di media sosial, kok banyak orang ngopi di pinggir sawah. Dari situ, saya dan adik memulai membuka usaha ini, meski dengan keterbatasan," kata Teo, Jumat (8/2/2023).

3. Modal dikit untung selangit

Tongkrongan Hits di Banyuwangi, Warkop Portabel Open BOJalanan di Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi disulap jadi lapak penghasil cuan. (FOTO: IDN TIMES/ Agung Sedana)

Buka sejak pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB, pundi-pundi uang dikantongi kedua saudara ini. Meskipun tak bisa disebut untung kepalang, namun penghasilan mereka konsisten. Belum genap seminggu, modal awal Rp 500 ribu pun sudah balik. Bahkan, di akhir pekan warkop portable mereka laris diserbu orderan.

Untuk satu cangkir kopi, harganya pun sangat bersahabat. Tak perlu khawatir bakal menguras kantong, sangat cocok untuk ukuran kantong pelajar. Yakni antara Rp3 ribu hingga Rp5 ribu. Mereka juga menyediakan aneka minuman dingin. Tak lupa ada juga camilan ringan untuk mendampingi. 

"Kalau hari biasa gini lumayan lah. Kalau pas akhir pekan bisa membludak," ungkap Teo. 

Diakuinya, hal yang membuat jualan kopi ini laris bukan dari jenis kopi yang diseduh. Melainkan faktor otentik kedua. Faktor tersebut yaitu alam yang berkorelasi dengan lokasi mereka berjualan. Waktu yang tepat juga mendukung minat beli orang-orang.

"Kalau sore begini kan pembeli bisa sambil menikmati langit senja. Orang yang lewat juga tertarik karena ada keramaian, dan lama-kelamaan menjadi tahu kalau tiap sore ada tongkrongan disini," kata Angel, menyela Teo. 

Baca Juga: 10 Potret De Djawatan Banyuwangi, Lokasi Syuting MV Girlband GLAS

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya