Guide Liar Boikot Tamu, Pengelola Antaboga Banyuwangi Protes

Datang sebagai tamu, kembali jadi guide dadakan!

Banyuwangi, IDN Times - Berada di Desa Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, destinasi wisata religi Beji Antaboga mulai ramai dikunjungi. Dibangun di bawah rimbun hutan pinus, membuat udara yang ada disana sangat sejuk dan memberikan kedamaian bagi setiap wisatawan. Selain itu, tempat ini juga menjadi simbol harmonisasi kehidupan beragama di kota Banyuwangi. Namun, ramainya kunjungan wisatawan luar daerah belakangan ini menimbulkan sedikit kegaduhan.

1. Guide liar gali informasi lalu boikot seluruh wisatawan

Guide Liar Boikot Tamu, Pengelola Antaboga Banyuwangi ProtesGimin, pemangku wisata religi Antaboga Banyuwangi. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Walaupun ramai dikunjungi, namun hal tersebut hampir tidak berdampak pada segi ekonomi masyarakat sekitar. Pemangku setempat, Gimin (59) mengungkapkan kekesalannya. Dia mengaku, banyak guide liar yang tanpa koordinasi menyerobot kunjungan setiap wisatawan di Antaboga.

"Banyak guide yang berasal dari wilayah lain. Mereka awalnya ke sini tanya-tanya ke saya, mana lokasi-lokasi suci," kata Gimin kepada IDN Times, Selasa (1/8/2023).

Ironisnya, para guide liar tersebut sebelumnya berpura-pura sebagai wisatawan yang menggali semua informasi yang Gimin miliki. Mulai dari historis Antaboga dan segala tempat serta fasilitas yang ada, sudah dijelaskan secara detil oleh Gimin. Namun endingnya, Gimin merasa ditikung setelah para guide tersebut secara lancang membawa tamu sendiri dan memboikot sendiri.

"Kesini tanya-tanya. Saya cerita kan, semuanya sudah. Lah setelah itu kok besok-besoknya kemari lagi dengan membawa tamu sendiri. Tanpa koordinasi dengan pemandu setempat," keluh Gimin.

Baca Juga: Guide Liar Dinilai Salah Kaprah Memandu Wisatawan Antaboga Banyuwangi

2. Tiket sudah digratiskan, tapi Antaboga tetap butuh perawatan

Guide Liar Boikot Tamu, Pengelola Antaboga Banyuwangi ProtesWisata religi Antaboga Banyuwangi. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Mirisnya, guide liar tersebut tidak hanya berjumlah satu atau dua orang saja. Hampir setiap hari, menurut Gimin, banyak guide liar yang pernah ngobrol bersamanya membawa tamu mereka sendiri. Gimin menilai, para guide liar tersebut bahkan tidak merasa peduli dengan keberlangsungan wisata religi Antaboga.

"Tidak ada sama sekali komunikasi. Mereka apa tidak tahu bagaimana konsep wisata ya, apa dipikir menjaga wisata agar tetap nyaman, bersih dan indah itu tidak pakai biaya," jelasnya.

Menurut Gimin, sedekah yang biasa diberikan oleh para wisatawan dimanfaatkan oleh pengelola untuk membiayai perawatan rutin. Selain untuk membeli sesaji, dibutuhkan juga biaya bulanan untuk membayar tukang. Sementara untuk memasuki wisata religi tersebut, pihak pengelola tidak meminta biaya tiket masuk.

“Padahal harusnya kalau ada pengunjung yang datang dan minta diambilkan air suci atau ditunjukkan tempat-tempat suci lain pemasukannya bisa masuk ke kami, kita juga butuh sesajen dan biaya untuk merawat lokasi ini juga butuh uang untuk membayar tukang,” katanya.

3. Pengelola diminta buat aturan lokal

Guide Liar Boikot Tamu, Pengelola Antaboga Banyuwangi ProtesWisata religi Antaboga Banyuwangi. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Dikonfirmasi terpisah, ketua Pokdarwis Banyuwangi, Abdul Aziz turut memperhatikan polemik yang terjadi di Beji Antaboga ini. Ia juga menyarankan jika kedepannya pengurus Antaboga ini dapat memberikan aturan tegas yang tidak memberatkan kedua belah pihak. Aturan yang dimaksud hendaknya tidak menyudutkan agar wisata tersebut tetap menjadi favorit tujuan banyak wisatawan. 

“Jadi dibuat aturan, guide dari luar tetap harus melibatkan mangku dari lokasi awal untuk mengawal pengunjung, agar sama-sama merasakan untung,” ujar Abdul Aziz.

Baca Juga: Pedagang Kecil di Banyuwangi Masih Kesulitan Dapat LPG 3 Kg

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya