5 Tarian Tradisional Asal Banyuwangi

Banyuwangi telah dikenal sebagai desa penari usai film KKN di Desa Penari merajai box office Indonesia dengan jumlah 5 juta penonton.
Dalam film tersebut, kesenian jejer gandrung tampil dengan apik menyatu dengan jalan cerita yang bagus. Tarian gandrung memang menjadi salah satu tarian yang dimiliki Banyuwangi.
Berikut 5 tarian tradisional dari Banyuwangi yang selalu memukau penonton ketika ditampilkan, di antaranya:
1. Tari Gandrung

Tari Gandrung adalah tarian yang memadukan tarian mengungkap rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dengan iringan musik perpaduan budaya Jawa dan Bali yang telah ditampilkan sejak ratusan tahun lalu.
Ciri khasnya adalah penari memakai mahkota yang disebut omprog dengan selendang dan menggunakan kipas sebagai media interaksi dengan penonton, yaitu ketika penari menyentuhkan kipas ke penonton yang dipilih adalah tandanya dia diajak menari.
Sebagai dukungan pelestarian, Banyuwangi menggelar festival Gandrung Sewu yang diikuti seribu penari yang menari bersama-sama di Pantai Marina Boom dengan latar belakang pemandangan Selat Bali.
Festival tersebut juga mendapatkan dukungan penuh pemerintah pusat dengan masuknya Festival Gandrung Sewu dalam Katalog Event Nusantara (KEN).
2. Kuntulan

Kuntulan adalah tarian tradisional Banyuwangi yang dipadukan dengan budaya Timur Tengah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME.
Para penari akan menari secara berkelompok dengan melakukan gerakan silat yang dilakukan secara tegas, kuat dan patah-patah yang dipadukan dengan gerakan kreasi yang diciptakan.
Di Banyuwangi, Festival Kuntulan biasanya digelar untuk menyemarakkan malam bulan Ramadhan yang dikemas dalam festival Islami yang biasanya ditampilkan dan diikuti masyarakat.
3. Tari Jaripah

Tari Jaripah adalah tarian yang sarat akan nilai-nilai kehidupan karena mengajarkan manusia untuk ingat kepada Tuhan YME dan mengendalikan nafsu dunia.
Dalam penampilannya, tari Jaripah menampilkan gerakan yang lincah dan memiliki aksen barong, kesenian khas suku Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi.
Pemkab Banyuwangi terus mendorong agar Tari Jaripah kian dikenal publik, di antaranya dengan menyertakan penari Jaripah dalam berbagai perlombaan, tak hanya dalam negeri melainkan juga di luar negeri hingga benua Amerika.
4. Jaran Goyang

Jaran Goyang sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat sebagai aji-ajian atau mantra yang digunakan untuk memikat lawan jenis yang sukar ditaklukkan.
Gerakan tarian jaran goyang menceritakan tentang seorang pria yang sakit hati akibat penolakan cinta yang kemudian merapalkan mantra dan melempar bunga yang kemudian membuat lawan jenisnya justru jatuh cinta dan berbalik mengejarnya.
Hingga hari ini, tarian jaran goyang masih dilestarikan dan biasanya banyak ditampilkan di berbagai festival kesenian yang digelar Pemkab Banyuwangi.
5. Jaranan Buto

Tari jaranan buto adalah tarian dari cerita rakyat yang menggambarkan pertarungan dari perwujudan Raja Minak Jinggo berperawakan raksasa atau buto.
Gerakannya mengekspresikan gerak-gerik raksasa dengan pecut di tangan dan kuda mbarep yang membuat penampilan kian atraktif namun tetap terasa magis dengan adanya sesajen yang menjadi bagian dari pertunjukan.
Tari jaranan buto biasanya ditampilkan di acara hajatan khususnya khitanan yang digelar masyarakat, juga cukup sering ditampilkan dalam festival tahunan Jaranan Buto di Banyuwangi.
Itulah 5 ragam tarian yang dimiliki Banyuwangi menjadikannya sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kekuatan tradisi yang otentik.