Marak Pencurian Data Pribadi, Simak Tips dari Pakar IT Unair Ini

Salah satunya harus bijak menggunakan media sosial

Surabaya, IDN Times - Kasus pencurian data pribadi secara digital kian marak. Tak hanya warga Indonesia yang jadi korban, baru-baru ini pencurian data juga menimpa warga Amerika Serikat. Modus pencurian data beraneka ragam. Bisa lewat media sosial, pesan singkat atau sms hingga website.

Melihat kondisi tersebut, dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Badrus Zaman membagikan tips supaya terhindar dari tindak pencurian data terutama di media sosial. Karena selama ini, kasus pencurian data terbanyak terjadi di berbagai platform media sosial.

1. Data dicuri melalui medsos bisa berdampak akuisisi atau pembajakan akun

Marak Pencurian Data Pribadi, Simak Tips dari Pakar IT Unair IniPixabay

Menurut Badrus, warganet harus sadar bahwa informasi yang telah dibagikan di media sosial mengandung konsekuensi. Konsekuensi tersebut bergantung seberapa detail informasi yang dibagikan. Semakin rinci, maka semakin rentan curian data yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Bahkan, banyak kebocoran data pribadi juga terjadi bukan hanya karena pencurian saja. Banyak pengguna media sosial secara sadar atau tidak sadar membagikan informasi miliknya.

"Pemanfaatan informasi ini juga dapat berdampak pada hal yang paling krusial, yakni akuisisi akun pengguna sehingga pegguna tidak bisa masuk ke akun media sosial miliknya," ujarnya, Kamis (22/4/2021).

2. Cara cegah akuisisi

Marak Pencurian Data Pribadi, Simak Tips dari Pakar IT Unair IniFreepik

Nah untuk mencegah terjadinya akuisisi, lanjut Badrus, pengguna dapat memanfaatkan fitur yang sudah ada, yakni double cross check. Fitur itu mempermudah pengguna untuk mengetahui bila ada perangkat baru yang ingin mengakses akun media sosial miliknya.

Namun, masih banyak pengguna yang tertipu dengan ketidakpedulian atau ketidaktahuan pengguna adanya sistem double cross check.  “Artinya, semua itu tergantung dari pemilik sosial media," ucap Badrus.

"Biasanya dipicu dengan pemiliknya yang kurang aware. Sebagian besar menggunakan social engineering dengan pendekatan mengelabui pengguna yang asli,” dia melanjutkan.

Baca Juga: 5 Cara Lindungi SIM Card dari Pencurian Data Pribadi

3. Data juga bisa dicuri lewat link

Marak Pencurian Data Pribadi, Simak Tips dari Pakar IT Unair Inifreepik

Selain akuisisi data, ada pula cara lain yang juga sedang marak saat ini yaitu memberikan informasi melalui kiriman link. Link tersebut bisa jadi menuju kepada suatu aplikasi atau script-script yang tujuannya untuk mencuri data misalnya history aktivitas browser, informasi yang tersimpan di folder tertentu di ponsel atau laptop.

Penipuan dengan link sangat mudah diketahui dengan cara melihat link yang dibagi adalah link resmi atau tidak. “Jadi, sederhananya lihat saja link-nya. Misalkan ada link detik dot com, sebelum detik dot com itu ada tambahan seperti detik blabla dot com. Biasanya yang sebelum dot com atau dot net itu enggak jelas berarti itu penipuan,” terangnya

Baca Juga: Selama COVID-19 Terjadi Tren Pencurian Data Melalui Malware

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya