Lika-liku Terpilihnya Stadion GBT Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Dijogo bareng-bareng rek kebanggaane arek-arek Suroboyo~

Surabaya, IDN Times - Enam stadion di Indonesia dipastikan akan menghelat Piala Dunia U-20 pada 2021 mendatang. Salah satu yang ditunjuk adalah Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.

Terpilihnya GBT menjadi venue Piala Dunia U-20 itu penuh dengan lika-liku. Banyak "drama" yang terjadi sebelum FIFA memutuskan stadion mana yang layak untuk menyelenggarakan kompetisi akbar tersebut.

Sempat terjadi polemik antara Pemkot Surabaya dengan Pemprov Jatim. Di satu sisi, pemkot sangat berambisi agar GBT jadi tuan rumah piala dunia. Namun, di lain pihak, pemprov menilai GBT belum siap. Sebab, aroma sampah masih tercium di sekitar stadion yang terletak di Kecamatan Pakal tersebut.

Belum lagi protes dari Bonek, suporter setia Persebaya Surabaya. Hal itu muncul setelah status Persebaya terombang-ambing menyusul renovasi GBT. Bonek menuntut agar Pemkot Surabaya tidak melarang Persebaya untuk bermain di Surabaya. Baik bermain di GBT maupun Gelora 10 November Tambaksari. Aksi protes tersebut ditunjukkan dengan penempelan berbagai spanduk di beberapa jalanan Kota Pahlawan. Muncul kalimat untuk memperjuangkan nasib Bajul Ijo, "Piala Dunia Sementara, Persebaya Selamanya".

Setelah melalui proses yang berliku, GBT akhirnya sah ditunjuk menjadi venue Piala Dunia U-20 2021. Berikut perjalanan GBT hingga terpilih menjadi tuan rumah.

1. Indonesia sisihkan kandidat lain

Lika-liku Terpilihnya Stadion GBT Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20Twitter/@PSSI

FIFA resmi mengumumkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 pada 24 Oktober 2019. Pengumuman tersebut berlangsung di Shanghai, Tiongkok. Indonesia menyisihkan beberapa kandidat lain. Yakni Peru; Brasil; dan tiga negara yang mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama, Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.

Sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas yang terbaik. PSSI bersama pemerintah terus bersinergi dalam menyediakan fasilitas terbaiknya. Terutama untuk stadion. Enam stadion telah dipilih. Salah satunya adalah Stadion GBT.

2. Pertemuan Risma dengan Ratu Tisha

Lika-liku Terpilihnya Stadion GBT Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20IDN Times/Ardiansyah Fajar

Dua pekan sebelum Indonesia ditunjuk jadi tuan rumah, Surabaya sudah menyatakan kesiapan diri. Hal itu ditandai dengan pertemuan antara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Sekjen PSSI Ratu Tisha pada 10 Oktober 2019. 

Kala itu Ratu Tisha menyambut positif kesiapan Surabaya. Dia menuturkan bahwa GBT sangat siap. Meskipun, masih diperlukan pembangunan fasilitas yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh FIFA.

3. Polemik aroma sampah di sekitar GBT

Lika-liku Terpilihnya Stadion GBT Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Di tengah persiapan GBT menyambut piala dunia, muncul polemik bau sampah. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan keresahannya karena lokasi GBT yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Bahkan Khofifah juga menyediakan stadion lain sebagai opsi. Salah satunya adalah Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Namun, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pantang diremehkan. Dia menegaskan bahwa pemkot sudah memiliki cara tersendiri untuk menanggulangi masalah bau sampah di sekitar GBT. Buktinya, setiap kali pertandingan yang dilaksanakan di GBT berlangsung tanpa gangguan bau busuk sampah.

Baca Juga: Stadion GBT akan Dilengkapi Lift ke Lantai Tertinggi Berkekuatan 3 Ton

4. Kericuhan pada akhir laga Persebaya vs PSS

Lika-liku Terpilihnya Stadion GBT Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20Petugas melakukan pembersihan di stadion Gelora Bung Tomo usai kerusuhan pada pertandingan Persebaya vs PSS Sleman, Selasa (29/10). IDN Times/Fitria Madia.

Pada laga pekan ke-25 Shopee Liga 1 2019, 29 Oktober 2019, Persebaya harus menelan kekalahan di kandang sendiri kala menghadapi PSS dengan skor 2-3. Hasil tersebut menambah catatan buruk Persebaya. Alhasil, oknum suporter yang kecewa dan marah langsung masuk ke lapangan. Mereka merusak beragam fasilitas stadion. Mulai rumput, bench pemain, papan iklan, tribun, lintasan atletik, hingga lorong pemain.

Setelah GBT rusak, Pemkot Surabaya melakukan renovasi. Bonek pun juga diajak untuk ikut kerja bakti mengecat, menanam pohon, hingga bersih-bersih sekitar stadion.

5. Sidak, Menpora justru tak bisa masuk karena pintu GBT terkunci

Lika-liku Terpilihnya Stadion GBT Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20Menpora Zainudin Amali bersama rombongan saat mengunjungi Stadion GBT, Minggu (3/11). IDN Times/Fitria Madia

"Perang dingin" antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya berlanjut pada 3 November 2019. Yakni kala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menggelar sidak ke GBT.

Zainudin berniat untuk melihat kondisi GBT pascakerusuhan yang terjadi pada akhir laga Persebaya vs PSS. Namun, dia justru tak bisa masuk ke dalam GBT. Sebab, pintu GBT digembok.

Kala itu, Pemkot Surabaya menyebut bahwa tidak ada koordinasi bahwa menpora akan mengunjungi GBT. Di satu sisi, Zainudin sendiri berpesan agar miskomunikasi antara pemprov dan pemkot.

Bahkan, buntut terkuncinya menpora itu, fraksi Golkar DPRD Surabaya sempat mengajukan interpelasi kepada Risma agar mengganti Kadispora Surabaya. Pada 8 November 2019, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mengajak pihak yang sempat miskomunikasi untuk bermusyawarah. Dalam musyarawah itu turut dihadiri ketua Adi Sutarwijono, wakil ketua Laila Mufidah, AH Thony, dan Reni Astuti. Usai pertemuan, Adi menegaskan bahwa polemik soal GBT sudah berakhir damai.

6. Perjuangan Bonek agar Persebaya tetap main di Surabaya

Lika-liku Terpilihnya Stadion GBT Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20Spanduk di daerah Menganti, Gresik. Instagram.com/palempertiwibersatu

Proses renovasi GBT yang disiapkan untuk piala dunia membuat Persebaya "terusir" dari kandang. Sebab, stadion tak bisa dipakai untuk pertandingan. Tak hanya GBT, pemkot juga sempat tak merestui Persebaya main di Gelora 10 November Tambaksari.

Hal itu menuai protes dari Bonek. Mereka bergerak di media sosial hingga memasang spanduk penolakan piala dunia selama Persebaya tak boleh berlaga di Surabaya.

Hingga akhirnya, Rabu lalu (22/1), Dispora Surabaya, manajemen Persebaya, dan elemen Bonek menggelar rapat koordinasi. Hasilnya, Persebaya diperbolehkan berlaga di GBT hingga akhir Juli selama rumput belum direnovasi. Setelah Juli, Persebaya akan berlaga di Gelora 10 November. Kendati Gelora 10 November belum memenuhi syarat, maka akan ada perbaikan. Perbaikan tersebut akan dibahas lebih lanjut pada minggu kedua bulan Juni.

7. GBT terpilih jadi tuan rumah

Lika-liku Terpilihnya Stadion GBT Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20Papan skor elektronik di stadion Gelora Bung Tomo. IDN Times/Fitria Madia

Kamis (23/1), Kementerian Pemuda dan Olahraga mengumumkan bahwa GBT resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2021. FIFA akan menilik perkembangan renovasi di 6 stadion yang terpilih. Selain GBT, stadion yang akan menjadi venue Piala Dunia U-20 2021 adalah Stadion Gelora Utama Bung Karno (Jakarta), Stadion Pakansari (Bogor), Stadion Manahan (Solo), Stadion Mandala Krida (Yogyakarta), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali).

Rencananya FIFA akan datang pada Maret mendatang. FIFA juga mensyaratkan kota-kota yang menyelenggarakan piala dunia harus punya 30 lapangan latihan. Dengan rincian, di sekitar stadion utama harus ada 5 lapangan latihan.

Baca Juga: Piala Dunia U-20 Digelar Mei 2021, GBT Jadi Salah Satu Tuan Rumah

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya