Punya Striker Tajam, Mengapa Arema FC Malah Terpuruk?

Arema menjalani episode terburuk sepanjang sejarah

Peforma Arema FC benar-benar disoroti saat ini. Betapa tidak, bersaing di Liga 1 Indonesia 2023/2024, Singo Edan hanya berkutat di zona degradasi sejak awal musim. Bahkan, Dendi Santoso dan kolega belum mampu keluar dari zona merah dalam 14 pertandingan liga yang telah berjalan.

Catatan itu menjadi rekor terburuk dalam sejarah Arema. Meski begitu, bukan berarti Singo Edan tak pernah mengalami nasib yang sama sebelumnya. Pada kompetisi musim 2011/2012, Arema kala itu berjalan tertatih-tatih pada awal musim. Mereka bahkan gagal menang dalam 7 laga awal, lebih baik dari 9 laga tanpa kemenangan Arema pada musim ini.

Lantas, bagaimana nasib buruk bisa menimpa Arema di Liga 1 2023/2024? Pastinya, semua berawal dari persiapan Singo Edan sejak awal musim ini. Bukan berarti tak siap, tetapi mereka terbilang sembrono dalam membangun komposisi pemain. Arema yang kala itu dibesut coach I Putu Gede banyak mendatangkan pemain muda tak berpengalaman dari klub Liga 2. Itu bikin skuad kedalaman Arema timpang musim ini.

1. Lini pertahanan bobrok, apa yang salah?

Punya Striker Tajam, Mengapa Arema FC Malah Terpuruk?Arema FC saat menghadapi Bali United pada putaran pertama di Liga 1 Indonesia 2023/2024. (instagram.com/aremafcofficial)

Skuad kedalaman Arema FC terlihat pincang pada 2023/2024 ini, terutama sektor pertahanan. Itu tak bisa dielakkan kepada sejumlah pemain bertahan baru layaknya Mikael Tata, Asyraq Gufron, Rifad Marasabessy, dan Hamdi Sula. Mereka merupakan pemuda minim jam terbang yang dipercaya Arema musim ini.

Performa sektor bek sayap Arema amat buruk musim ini. Itu bikin titik lemah mereka yang kerap dibombardir lawan saat bertanding. Tak ayal terjadi karena Singo Edan menurunkan Hamdi atau Rifad di bek kanan, sementara Tata di bek kiri. Dengan minimnya pengalaman, ketiganya gagal membuat sektor bek sayap Arema tangguh.

Bahkan, ironisnya, Arema sampai harus memercayakan pos bek sayap kepada seorang pemain gelandang. Ia adalah Ahmad Maulana Syarif, gelandang berusia 20 tahun. Arema melakukannya demi menyelesaikan persoalan. Benar saja, Ahmad mampu melakukan tugas barunya dengan baik. Ia jadi bek kiri utama Arema saat ini. Bahkan, Ahmad pun tak kalah apiknya bermain di pos bek kanan.

Baca Juga: Kemenangan Arema FC untuk Keluarga Korban Kanjuruhan

2. Bagas Adi kehilangan tandem terbaik, layaknya Arthur Cunha dan Sergio Silva

Punya Striker Tajam, Mengapa Arema FC Malah Terpuruk?Bagas Adi Nugroho (instagram.com/aremafcofficial)

Pun tak terkecuali sektor bek tengah, Arema juga memiliki kelemahan di sektor ini. Dikatakan demikian karena duet tembok kokoh Singo Edan belum terlihat pada musim 2023/2024. Bukan soal kualitas pemain, melainkan lebih pada chemistry yang belum terjalin dengan baik.

Sejauh ini, Arema masih kebingungan menurunkan duet bek tengah terbaik. Pada awalnya, mereka kerap memasangkan Bagas Adi Nugraha dengan Ichaka Diarra. Namun, seiring dengan berjalan waktu, duet keduanya tersisihkan lantaran cedera. Ichaka mengalami cedera lebih dulu, kemudian disusul Bagas.

Duet bek tengah baru Arema pun muncul kembali. Kali ini, Charles Raphael dan Syaeful Anwar yang diberi kepercayaan. Namun, lagi-lagi duet ini masih memiliki kendala, terutama Syaeful. Bek berusia 28 tahun itu masih kerap melakukan blunder ketika bertanding. Tak heran terjadi karena ia masih minim jam terbang.

Khusus Bagas Adi, banyak pihak menganggap performanya menurun musim ini. Itu merupakan hal yang tak diinginkan Arema. Sebab, Bagas kerap menjadi bek andalan sejak membela Singo Edan. Lantas, mengapa performa Bagas menyusut? Yang pasti karena kehilangan tandem terbaik. Berkaca pada beberapa musim sebelumnya, Bagas pernah memiliki tandem utama seperti Arthur Cunha, Hamka Hamzah, dan Sergio Silva.

3. Sektor gelandang Arema pun harus dipoles dari nol

Punya Striker Tajam, Mengapa Arema FC Malah Terpuruk?Arema FC saat menghadapi Persita Tangerang pada putaran pertama Liga 1 Indonesia 2023/2024. (instagram.com/persita.official)

Tak hanya sektor pertahanan, lini tengah Arema FC memiliki permasalahan pula. Singo Edan tampak kebingungan dengan komposisi gelandang terbaiknya sejauh ini. Itu terbukti setelah Arema kerap mengotak-atik pemain tengahnya hingga pekan ke-14 di Liga 1 2023/2024.

Pada 9 laga awal, tepatnya sebelum meraih kemenangan perdana, Arema tampak bingung dengan menurunkan 6 gelandang berbeda pada tiap laganya. Mereka adalah Ariel Lucero, Charles Raphael, Jayus Hariono, Evan Dimas, Arkhan Fikri, dan Muhammad Rafli. Namun duet gelandang asing yang dominan di antaranya diisi oleh Lucero dan Raphael.

Namun, semenjak merekrut Fernando Valente sabagai pelatih baru, komposisi lini tengah Arema mulai padu. Itu terbukti usai Singo Edan membukukan kemenangan perdana pada pekan ke-10 Liga 1 2023/2024. Lini tengah Arema diisi duet gelandang yang tak tergantikan, yakni Jayus dan Lucero. Namun, jika Arema menggunakan formasi tiga pemain tengah, maka nama Dendi Santoso dan Arkhan Fikri kerap menempati posisi gelandang serang Arema.

4. Arema untungnya terangkat dengan ketajaman Gustavo

Punya Striker Tajam, Mengapa Arema FC Malah Terpuruk?Gustavo Almeida (instagram.com/aremafcofficial)

Beruntungnya, Arema FC memiliki pemain gacoan di tengah keterpurukan mereka di Liga 1 2023/2024. Ia adalah Gustavo Almeida, striker berpaspor Brasil. Striker yang baru diboyong Arema itu moncer dengan catatan 11 gol dari 11 penampilan sejauh ini. Gustavo bahkan hampir memborong jumlah keseluruhan 15 gol yang dicetak oleh Singo Edan.

Gustavo sendiri merupakan striker yang memiliki kapasitas mumpuni bagi Arema. Ia memiliki kunggulan dalam hal keeping ball alias menjaga bola saat bertanding. Itu bisa diartikan jika Gustavo sedang memegang bola, maka bola itu sulit terlepas darinya atau bahkan sulit direbut oleh lawan. Selain itu, Gustavo dikenal sebagai striker yang memiliki finishing mematikan.

Di Liga 1 2023/2024, tak banyak sosok striker yang memiliki keahlian seperti Gustavo. Sehingga, tak heran jika bomber Arema ini berhasil memimpin daftar top skor sementara liga hingga 14 laga berjalan. Namun, selain faktor keahlian, rupanyo Gustavo memang mempunyai rekam jejak yang lumayan moncer dalam trek kariernya.

Rinciannya, Gustavo pernah mengemas 2 gol dalam 13 laga bersama Thep Xanh Nam Dinh FC di Liga Vietnam 2018/2019. Lalu membela UiTM FC dengan 6 gol dari 8 laga di Liga Malaysia 2018/2019. Kemudian, Gustavo mengukir 11 gol dari 14 laga untuk Negeri Sembilan FC di Liga Malaysia 2021/2022.

Bisa dibilang, keganasan Gustavo bersama Arema juga karena usianya yang masih muda. Bahkan, usia pemain kelahiran 25 Juli 1996 itu tengah menginjak angka emas saat ini, yakni berusia 27 tahun. Maka, tak heran jika sang pemain menemukan performa terbaik karena didukung dengan kekuatan tubuhnya yang optimal pada 2023/2024 ini.

Meski terpuruk, Arema FC tetap mengantongi kans untuk bangkit pada beberapa laga ke depan di Liga 1 Indonesia 2023/2024. Itu disebabkan grafik penampilan Singo Edan terus menanjak sejak dinakhodai manajer baru. Mereka membukukan statistik 3 kemenangan, 1 hasil seri, 1 kekalahan dalam 5 laga terakhir liga. Mampukah Gustavo Almeida dan kawan-kawan mempertahankan momentum positif ini?

Baca Juga: Lini Belakang Arema FC jadi Sorotan Pelatih

rizkilutfi Photo Community Writer rizkilutfi

Writing is one of happines

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya