Aji Santoso Nilai Kemenangan Indonesia atas Korsel Bukan Keberuntungan

Aji Santoso tak masalah PSSI menaturalisasi pemain

Malang, IDN Times - Kemenangan Tim Nasional (Timnas) Indonesia atas Korea Selatan dalam perhelatan Piala Asia U-23 Qatar 2024 lalu dirayakan seluruh masyarakat Indonesia. Tidak terkecuali Pelatih Persikabo 1973, AJi Santoso.

Aji Santoso adalah pelatih yang mengorbitkan Marselino Ferndinan hingga Ernando Ari Sutaryadi. Aji mengorbitkan 2 bintang Timnas Indonesia U-23 ini saat masih melatih Persebaya Surabaya pasalnya 2019 sampai 2023.

1. Aji Santoso nilai kemenangan Timnas Indonesia atas Korsel bukan keberuntungan

Aji Santoso Nilai Kemenangan Indonesia atas Korsel Bukan KeberuntunganMantan Pemain Timnas Indonesia, Aji Santoso. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Aji mengatakan jika kemenangan Timnas Indonesia atas Korea Selatan bukanlah keberuntungan semata. Ia bahkan menyebut jika ada orang yang mengatakan kemenangan ini adalah keberuntungan maka orang tersebut menurutnya tidak bisa menganalisa pertandingan sepak bola.

"Kalau kita lihat pertandingan mulai dari kalah dengan Qatar, dengan Australia, dengan Yordania, dengan Korea, nggak bisa kalau hanya faktor luck. Faktor luck itu di sepak bola memang ada, tapi tidak selamanya kita bisa terus. Tapi kalau kemarin ya memang mainnya kita lebih bagus dari Korea, ya artinya kalau berbicara faktor luck mereka berarti tidak menghargai perjuangan pemain-pemain kita," terangnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (27/4/2024).

sebagai mantan pemain sepak bola dan sekarang menjadi pelatih, Aji mengatakan jika Timnas Indonesia U-23 memiliki taktik, strategi, kemampuan, dan mental. Dalam pertandingan pada Jumat dini hari kemarin, ia melihat jika permainan Indonesia lebih bagus. Indonesia bahkan memiliki jumlah shooting dan penguasaan bola lebih banyak dari Korea Selatan.

"Kita posisi menang, shooting on target lebih banyak, dan peluang peluang kita lebih banyak dari Korea, kita berani menekan berani menyerang, Justru serangan-serangan lebih banyak kita daripada Korea. Jadi menurut saya tidak sependapat kalau ada yang mengatakan kemenangan dengan Korea itu hanya faktor luck," tegasnya.

2. Aji Santoso melihat permainan Indonesia saat ini berkat latihan dan kedisiplinan tinggi

Aji Santoso Nilai Kemenangan Indonesia atas Korsel Bukan KeberuntunganMantan Pemain Timnas Indonesia, Aji Santoso. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Aji Santoso juga melihat jika gaya permainan Indonesia saat ini adalah bukan dari proses instan. Menurutnya permainan kolektif Timnas Indonesia itu berkat latihan yang disiplin. Jadi ia merasa sangat bangga jika Marselino dan kawan-kawan bisa mencapai titik ini.

"Jadi pemain seharusnya sudah berpikir ke sana, karena sepak bola sudah menjadi kehidupan mereka dan jangan lupa bahwa pemain sepak bola itu yang pertama diberi bakat sama Tuhan. Kalau nggak punya bakat nggak bisa maksimal, bisa jadi pemain tapi nggak bisa maksimal. Tuhan tidak memberi semua anak yang terlahir bisa bermain sepak bola, untuk pemain-pemain yang diberi bakat sama Tuhan untuk bisa menjadi pemain sepak bola ini harus benar-benar dijaga," ucapnya.

Aji melihat pemain sepak bola itu adalah sosok yang spesial, dan tidak semua orang bisa. Ia menjelaskan jika beribu-ribu hingga berjuta-juta orang ingin bisa bermain sepak bola, tapi tidak semua bisa sukses jadi pesepakbola. Karena bakat sepak bola diberi Tuhan berbeda-beda dan negara harus bisa memaksimalkannya.

3. Aji Santoso tidak permasalahan Indonesia banyak menaturalisasi pemain, tapi ada syaratnya

Aji Santoso Nilai Kemenangan Indonesia atas Korsel Bukan KeberuntunganMantan Pemain Timnas Indonesia, Aji Santoso. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Lebih lanjut, Aji juga menjelaskan jika ia tidak bermasalah dengan naturalisasi pemain yang dilakukan PSSI. Tapi naturalisasi ini harus diikuti dengan pembinaan sepak bola yang memadai. Sehingga anak-anak lokal tetap bisa bersaing dan pengetahuan sepakbolanya tetap naik kelas. Kemudian juga tujuan kompetisi kita untuk mencetak pemain, membikin pemain berkualitas.

"Karena bagaimanapun juga untuk shortcut, akselerasi, memajukan Timnas salah satunya dengan naturalisasi, tapi dengan naturalisasi sekarang berjalan dengan baik ya seharusnya saya yakin pengurus PSSI sudah memikirkan, sementara ini bagaimana naturalisasi di dalamnya harus lebih diperbaiki, mulai dari grassroot, kompetisi di Indonesia, itu harus diperbaiki, karena tidak mungkin kita naturalisasi, suatu saat naturalisasi hanya satu dua Itu nggak ada masalah," ujarnya.

Menurut Aji, 3 sampai 5 tahun ke depan sambil menunggu registrasi, PSSI masih melakukan naturalisasi. Tetapi naturalisasi tidak boleh dilakukan dalam jangka waktu yang sangat panjang. Karena naturalisasi dalam jangka oanjang akan menghambat perkembangan pemain-pemain lokal. Tapi untuk sementara ini, ia yakin dengan prestasi timnas dengan beberapa pemain naturalisasi ini akan sedikit menggairahkan persepakbolaan Indonesia.

"Karena satu negara itu dikatakan sepak bola yang maju kalau timnasnya berprestasi. Sekarang kita sudah lumayan prestasi di tingkat Asia, jangan lupa sekarang harus lebih berbenah lagi, kompetisi muda harus ditata lagi, lebih kuat lagi supaya memunculkan pemain-pemain hebat. Kadangkala kalau tidak investasi di usia muda nggak bisa, investasi ini jangka panjang nggak masalah, mungkin 5-10 tahun ke depan baru muncul pemain-pemain hebat," pungkasnya.

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan merajut keabadian. Karena dengan menulis, kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu, keduanya saling tarik-menarik menciptakan sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya