Rantis Pindad Maung MV2 4x4 (Dok. pindad.com)
Sementara itu pemain Persebaya Surabaya memasuki Kendaraan baracuda atau rantis, kemudian bergerak meninggalkan stadion, dengan Pengawalan Satlantas, Brimob dan TNI. Namun diaadang oleh Aremania dengan melakukan pembakaran barier lalu lintas, pagar dan dua mobil pribadi milik polisi serta truk Dalmas Sat Brimob.
Selain melakukan pembakaran, Aremania juga melakukan penyerangan ke personel pengawalan dengan menggunakan batu, botol dan kayu. Kendaraan rombongan Persebaya tertahan di jalur jalan keluar. Untuk menghalau massa yang anarkhis, dilakukan upaya pembubaran dengan penembakan gas air mata, namun massa tidak bergeming
Akibat kerusuhan ini banyak korban yang mengalami sesak napas dan lemas di evakuasi ke Unit Kesehatan Stadion Kanjuruhan. Namun untuk mengevakuaai ke rumah sakit terhambat oleh aksi Aremania di pintu masuk stadion. Saat bersamaan dilakukan evakuasi dengan menggunakan mobil ambulans dan bisa dibukakan jalan oleh massa Aremania.
Karena banyaknya korban, tapi ambulans kurang, maka evakuasi korban dengan menggunakan kendaraan Dinas Kasat Lantas, Kendaraan Grand max Polsek Jajaran, Truck Dalmas Polres, Truck Dalmas Brimob dan TNI. Setelah Aremania mengetahui banyak korban yang dievakuasi tekanan massa berkurang.
"Terkait dengan hal tersebut, telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota polri dan 125 suporter. Yang meninggal di dalam stadion ada 34 orang, kemudian yang lain meninggal di rumah sakit saat proses pertolongan," terang Nico.