Kisah Kebangkitan Julian Schwarzer Kiper Tangguh Singo Edan

Malang, IDN Times - Kiper asing Arema FC asal Filipina, Julian Schwarzer Garcia sempat mengalami fase roller coaster sejak didatangkan pada Kamis (20/07/2023). Ia tampil apik pada debutnya kala Singo Edan dijamu Persis Solo pada 30 Juli 2023, ia menghalau serangan bertubi-tubi Laskar Sambernyawa sehingga Arema FC sukses menahan imbang dengan skor 1-1.
Kemudian penampilannya mulai drop ketika dihajar Barito Putera dengan 4 gol, Rans Nusantara dengan 1 gol, dan kebobolan 2 gol dari Persija Jakarta. Aremania mulai meragukan kapasitas dari putra mantan kiper Chelsea ini, Mark Schwarzer. Apalagi Teguh Amiruddin kapan saja siap menggantikan posisinya.
1. Julian langsung tampil gemilang usai dilatih Fernando Valente

Kedatangan pelatih baru asal Portugal, Fernando Valente ternyata jadi jimat keberuntungan untuk Julian. Tak disangka-sangka ia langsung membuat clean-sheet pada 2 laga terakhir Arema FC saat menghadapi Persikabo 1973 dan Bhayangkara FC. Ini tidak lepas dari kian teroganisirnya lini tengah dan pertahanan Singo Edan.
Dalam laga menghadapi Bhayangkara FC, Julian bahkan menciptakan banyak save dari gempuran tuan rumah, setidaknya ia berhasil mengamankan 7 peluang krusial. Penampilan apik ini langsung mendapatkan pujian dari Fernando Valente.
"Kiper kita melakukan penampilan bagus dengan melakukan penyelamatan demi penyelamatan. Tapi kita menampilkan permainan yang sabar, hingga kita berhasil mendapatkan kemenangan ini," terang Fernando Valente saat dikonfirmasi pada Selasa (5/9/2023).
2. Julian merasa Liga 1 Indonesia mirip seperti Premier League

Pemain 23 tahun jebolan akademi Fulham ini mengungkapkan kalau ini adalah pengalaman pertamanya bermain di Liga 1 Indonesia. Menurutnya kompetisi tertinggi di Indonesia ini tidak seperti Liga Malaysia atau Liga Filipina yang jumlahnya timnya lebih sedikit. Ini membuat persaingan yang sangat ketat.
"Liga di sini sangat ketat karena jumlah timnya lebih banyak. Jadi sedikit lebih mirip Premiere League (Liga Inggris). Ini adalah kompetisi terbaik sepanjang karir saya," bebernya.
Alasan inilah yang membuat ia tidak bisa langsung beradaptasi dengan Liga 1, sehingga penampilannya sempat diragukan. Ia terkejut dengan kualitas pemain hingga jeda pertandingan yang sangat singkat.
3. Julian merasa takjub dengan antuasias suporter di Indonesia

Julian mengatakan ia juga takjub dengan sambutan suporter di Indonesia. Ini terbukti dari jumlah follower di akun instagramnya, @julianschwarzergarcia, yang kini telah melonjak menjadi 20,8 ribu followers. Ia merasa terharu mendapatkan sambutan dari masyarakat Indonesia khususnya warga Malang.
"Sambutan dari masyarakat di sini memberikan motivasi lebih kepada saya. Saya senang mereka menerima saya dengan baik di sini," pungkasnya.
Satu-satunya yang belum dirasakan oleh Julain adalah bermain di hadapan ribuan Aremania. Hal ini dikarenakan Arema FC masih harus menjadi tim musafir akibat Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana yang belum direnovasi setelah dinyatakan tidak layak oleh PT Liga Indonesia Baru. Ia berharap bisa segera merasakan atmosfer sepakbola di Malang.