Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250910-WA0005.jpg
Pelatih Timnas Indonesia, Gerald Vanenburg saat after match conference. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Intinya sih...

  • Timnas U-23 kalah 0-1 dari Korsel dalam Kualifikasi Piala Asia 2025 di Sidoarjo.

  • Pelatih Gerald Vanenburg sebut minimnya jam terbang pemain sebagai faktor kekalahan.

  • Gerald menyarankan adanya kompetisi berkala untuk melatih fisik, mental, dan permainan pemain muda.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times - Timnas sepakbola Indonesia U-23 harus menerima kekalahan 0-1 dari Korea Selatan saat pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2025 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (9/9/2025). Pelatih Timnas Indonesia, Gerald Vanenburg menyebut salah satu faktornya adalah karena minimnya jam terbang pemain.

Gol tunggal kemenangan Korsel di laga ini dicetak Hwang Do Yun (6'). Kekalahan ini memastikan Timnas U-23 gagal ke putaran final Piala Asia U-23 2026 di Arab Saudi.

Gerald Vanenburg mengatakan, pihaknya telah menggunakan berbagai strategi untuk bisa menjebol gawang Korea Selatan. Tetapi, upaya yang dilakukan belum berhasil.

"Kalau kita melihat pertandingan pada malam hari ini, sebenarnya kita sudah bisa melakukan beberapa hal, banyak hal cuma saja belum berhasil," ujarnya saat after match conference.

Menurutnya, pertandingan semalam banyak sekali catatan. Salah satunya mengenai fisik para pemain. "Ini banyak banyak sekali diberikan komentar sekali lagi mengenai fisik dari para pemain kita," terang dia.

Fisik Skuad Garuda pada pertandingan semalam dirasa sangat kurang. Salah satu faktornya karena kurangnya jam terbang para pemain.

"Ya, memang di kompetisi hampir tidak bermain. Jadi, kalau misalnya kita bermain melawan tim seperti Korea yang fisiknya sangat bagus, kita di menit 60-an itu sudah banyak mengalami kendala juga karena tidak bisa bersaing secara fisik. Jadi, harus ada solusi yang diperlukan yang dilakukan untuk bermain melawan mereka," jelas Gerald Vanenburg.

Secara kualitas, permakan Kadek Arel dan kawan-kawan itu cukup baik. Tapi tentu saja, mereka harus memiliki jam terbang yang cukup untuk bisa melawan tim yang kuat seperti Korea Selatan.

"Secara pola bermain dan seterusnya, tapi sudah melihat bahwa sebenarnya anak-anak yang kita miliki di sini memiliki kualitas untuk bermain," ungkap dia.

Mantan pemain Belanda ini pun menyarakan agar ada kompetisi secara berkala bagi pemain usia muda. Hal ini tentu saja untuk melatih fisik, mental hingga permainan.

"Disarankan agar kita juga memiliki kompetisi tersendiri untuk anak-anak usia muda. Karena kalau kita melihat contohnya Korea, mereka juga memiliki kompetisi tersebut dan setiap minggunya, yang bermain hari ini pasti bermain setiap minggunya terus dengan dengan dengan jam terbang yang tinggi ya," pungkas dia

Editorial Team