Final Futsal Porprov XI Jatim Antara Malang Vs Surabaya Ricuh

Intinya sih...
Ketua Bidang Hukum Asosiasi Futsal Kota Malang sebut wasit tidak tegas
Kota Malang masih tertinggal, laga akan dilanjutkan lain hari
Asosiasi Futsal Kota Malang akan layangkan protes pada kepemimpinan wasit
Malang, IDN Times - Laga final cabang olahraga (cabor) Futsal Porprov IX Jawa Timur 2025 antara Kota Malang menghadapi Kota Surabaya pada Jumat (27/6/2025) siang di Graha Polinema berakhir ricuh. Wasit terpaksa menghentikan pertandingan saat laga menyisakan 8 menit 33 detik sebelum peluit panjang, hal ini dikarenakan penonton mulai ricuh dengan menyanyikan lagu-lagu bernada ancaman dan melempar botol ke arah pemain.
1. Ketua Bidang Hukum Asosiasi Futsal Kota Malang sebut wasit tidak tegas
Ketua Bidang Hukum Asosiasi Futsal Kota (AFK) Malang, Alie Zainal Abidin mengungkapkan kalau pertandingan hari ini menjadi ricuh karena suporter terpancing keputusan wasit yang kontroversial. Ia menilai jika wasit yang memimpin pertandingan tidak tegas dengan membiarkan tim Kota Surabaya melakukan pelanggaran keras.
"Itu tadi pelanggaran keras bertubi-tubi dibiarkan sama wasit. Satu (pelanggaran) dibiarkan, dua dibiarkan, tiga dibiarkan, baru yang keempat langsung turun semua orang-orang karena terpancing atau terprovokasi. Memang apapun itu nggak betul turun ke lapangan itu, tidak betul, tidak membenarkan itu. Cuma kemampuan mengelola emosi orang ya berbeda-beda," terangnya.
Zainal memang tidak membenarkan kericuhan ini, tapi menurutnya keputusan wasitlah yang menyebabkan laga ini berakhir ricuh. Seharusnya wasit bisa memimpin pertandingan dengan tegas, maka penonton dan pemain tidak akan sampai emosi berlebihan.
"Tidak ada kerusakan (fasilitas) hanya kontak fisik saja, tetapi bisa dicegah oleh salah satu official. Ada yang dicekik oleh salah satu official, tapi tidak ada yang luka-luka. Kemudian Pak Wali Kota dan Pak Wakil Wali Kota, Pak Sekda, Ketua DPRD, semuanya berhasil dievakuasi," jelasnya.
2. Kota Malang masih tertinggal, laga akan dilanjutkan lain hari
Zainal mengungkapkan kalau pertemuan kedua tim memang panas sejak fase grup, Kota Malang juga dikalahkan Kota Surabaya saat itu dengan skor 2-3. Pada laga ini jumlah penonton juga cukup banyak, tapi jumlah penonton pada laga final siang tadi jauh lebih banyak.
"Tadi banyak sekali bahkan sampai ada yang tidak bisa masuk, penuh sekali. Sampai nungguin di depan depan pintu kaca. Memang suasananya sudah panas, keadaanya sudah tidak sama. Kita melihat ada indikator-indikator tadi, kita curiga wasit sudah tidak netral. Kita bukan menuduh, kita bisa lihat ada sesuatu yang tidak beres. Ketua Afkot (Asosiasi Futsal Kota Malang) sampai nangis tadi," bebernya.
Salam pertandingan ini, Kota Malang tertinggal 0-2 dari Kota Surabaya, laga dihentikan pada babak kedua saat pertandingan kurang 8 menir 33 detik sebelum peluit panjang dibunyikan. Sehingga akan ada perundingan terkait kapan laga akan dilanjutkan di tempat yang sama yaitu Graha Polinema.
3. Asosiasi Futsal Kota Malang akan layangkan protes pada kepemimpinan wasit
Lebih lanjut, Zainal menyampaikan kalau dalam laga ini tidak ada pemain Kota Surabaya yang mengalami luka-luka, pasalnya mereka berhasil dievakuasi oleh pihak kepolisian dengan cepat. Justru menurutnya ada pemain Kota Malang yang mengalami bocor di kepala akibat permainan keras Kota Surabaya.
Oleh karena itu, Zainal menegaskan akan melayangkan protes pada Federasi Futsal Indonesia dan Pengurus Besar (PB) Porprov terkait kinerja wasit yang mencurigakan. Menurutnya, kejadian ini harus diusut karena merugikan tim Kota Malang.
"Kita akan protes, apapun hasilnya Karena bagaimanapun juga ini Porprov bagi sebagian orang cukup bergengsi juga. Karena bagi orang yang sudah di dunia profesional biasa saja tapi bagi anak-anak muda itu berpengaruh banget buat mental mereka ke depan. Itu berpotensi buat mereka, kalau mereka dibiasakan dengan keadaan-keadaan seperti ini maka bagaimana mereka berkembang kedepannya menjadi profesional yang baik kalau lingkungannya tidak mendukung," pungkasnya.