Mencetak Pesepak Bola Bertalenta di Timur Indonesia

Kisah dua arek Jatim yang bergabung di akademi Papua

Surabaya, IDN Times – Ponsel Phaksy Sukowati berdering pertengahan Juli 2022. Ia bergegas menerima panggilan video itu. Tak disangka, ternyata orang di panggilan video itu Asisten Pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia era 2010 – 2011 dan 2014 – 2016, Wolfgang Pikal.

Tak perlu waktu lama mencerna maksud telepon dari Pikal itu. Phaksy sudah paham kalau panggilan itu terkait akademi sepak bola. Akademi sepak bola itu bernama Papua Football Academy (PFA). Akademi yang didirikan untuk mencari pesepak bola bertalenta asal Tanah Papua.

Phaksy sendiri sebelumnya mendapatkan tawaran untuk direkomendasikan ke PFA. Bak gayung bersambut, tawaran itu ia terima. Demikian juga Pikal yang tertarik dengan kemampuan pria asal Surabaya Jawa Timur ini.

"Tawaran datang dari Coach Wolfgang Pikal, Alhamdulillah saya terpilih dari beberapa kandidat video analis lainnya," ujarnya kepada IDN Times, Jumat (24/3/2023).

Terbang ke Bumi Cendrawasih bergabung dengan tim pelatih berpengalaman untuk memoles talenta yang tersembunyi

Mencetak Pesepak Bola Bertalenta di Timur IndonesiaVideo Analis PFA, Phaksy Sukowati (kanan) saat berbincang dengan siswa PFA di sela latihan. Media PFA for IDN Times

Karena sudah terpilih, Phaksy langsung bersiap terbang dari Surabaya ke Papua. Singkat cerita, dia bergabung bersama PFA secara resmi pada awal Agustus 2022. Saat yang sama, Phaksy juga tinggal di asrama, bersama 30 siswa PFA yang terpilih dari ajang pencarian bakat. Dari sini Phaksy melihat suatu kesempatan emas yang tidak akan disia-siakan olehnya.

Belum lagi, sambung Phaksy, ada jajaran tim pelatih yang sarat akan pengalaman. Posisi Direktur Teknik Wolfgang Pikal, Pelatih Ardiles Rumbiak, Aisten Pelatih Kelly Pepuho dan Melky Papare, Pelatih Fisik Hugo Oceano serta Pelatih Kiper Moh. Irsadul Anam. "Ini sebuah kesempatan emas yang sulit dilewatkan untuk bergabung dengan tim pelatih dan staf berpengalaman," ungkapnya.

"Apalagi untuk membina talenta sepak bola terbaik dari anak-anak Papua. Sebuah kesempatan istimewa untuk diambil," tambah Phaksy membeberkan.

Siswa PFA merupakan pilihan dari berbagai daerah di Papua lewat seleksi ketat. Mencakup teknis sepak bola, kesehatan, bakat dan psikotes. Semua dilakukan oleh profesional di bidangnya, termasuk pelatih berlisensi.

Pria yang punya dasar sebagai jurnalis ini menyadari kalau banyak talenta terpendam di Bumi Cendrawasih. Terbukti banyak pesepak bola andal yang lahir dari Papua. Mulai dari Rully Nere, Boaz Solossa, Ian Louis Kabes, Imanuel Wanggai, Titus Bonai, Eduard Ivakdalam hingga Elie Aiboy. Potensi-potensi itu diakui oleh Phaksy masih sangat banyak ketika ia bergabung pertama kali dengan PFA.

"Kesan pertama saya, anak-anak Papua punya karakter yang unik. Mereka punya energi yang luar biasa, semangat berlatih dan menyerap materi yang diberikan dengan baik," kata Phaksy.

Saking luar biasanya, Phaksy bilang kalau bakat-bakat yang ada di Papua bak surga tersembunyi. Namun, talenta-talenta itu seperti halnya batu mutiara yang masih perlu dipoles agar memiliki nilai saing yang tinggi di kancah nasional maupun internasional. "Talenta Papua adalah hidden gems yang kita miliki. Tapi harus kita poles agar semakin kilai dan cemerlang lewat pembinaan dan laithan yang berkualitas," ungkap dia.

Baca Juga: Bertanding di Bali, Papua Football Academy Dapat Banyak Pelajaran

Memoles skill sepak bola dan sikap di dalam maupun luar lapangan untuk wujudkan pesepak bola kelas dunia

Mencetak Pesepak Bola Bertalenta di Timur IndonesiaPelatih Kiper PFA, Moh. Irsadul Anam saat melatih siswa PFA. Media PFA for IDN Times

Perlunya memoles anak-anak Papua untuk menjadi pesepak bola yang berkelas juga dibeberkan Pelatih Kiper PFA, Moh. Irsadul Anam. Menurutnya, dengan adanya PFA, maka anak-anak di Bumi Cendrawasih punya wadah yang jelas. Sehingga, talenta yang ada benar-benar mengikuti pembibitan yang berkualitas.

"PFA itu sebuah tantangan, karena di sini saya harus mencetak pemain. Hal ini berbeda ketika melatih di tim untuk berkompetisi," kata dia.

Nah, untuk mencetak pemain yang berkualitas, lelaki asal Banyuwangi, Jawa Timur ini membeberkan kalau para siswa yang ada di akademi tidak hanya diberikan materi sepak bola saja. Mereka juga mendapatkan kelas bahasa asing yakni Bahasa Inggris, kemudian diajarkan untuk berperilaku sopan dan santun dalam kehidupan sehari-hari.

"Talenta di PFA itu sangat potensial, tetapi perlu diarahkan  di jalur yang tepat. Supaya talenta PFA itu tidak hanya hebat di sepak bola saja, tapi berperilaku baik dan mempunyai kehidupan yang baik juga," ungkap lelaki yang bergabung dengan PFA pada 13 Agustus 2022 ini.

Irsadul bahkan punya target pribadi di PFA. Dia pengin pemain PFA khususnya posisi kiper bisa menjadi pemain profesional. Minimal kelak dapat berkiprah di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Kemudian berkontribusi menyumbang tropi bagi tim yang dibelanya. Dia meyakini targetnya dapat terpenuhi dengan melihat sistem dan fasilitas di PFA.

Sekadar diketahui, PFA memiliki sarana berupa lapangan latihan taktik dan pertandingan. Serta pusat kebugaran yang terletak di Mimika Sports Center di Kota Timika. Juga menyediakan ruangan untuk belajar secara formal dan keterampilan yang dibutuhkan. Ruangan itu punya julukan yakni Markas PFA.

"PFA ini dari segi fasilitas sangat mendukung, dan juga dari segi cara melatihnya juga sangat terstruktur. Karena di sini kita dibimbing oleh orang-orang yang sangat banyak pengalaman. Mudah-mudahan dengan adanya PFA, banyak talenta Papua yang bisa membawa sepak bola Indonesia berprestasi," kata dia.

Polesan itu dinanti Sang Presiden, diharapkan menjadi masa depan sepak bola nasional

Mencetak Pesepak Bola Bertalenta di Timur IndonesiaPFA saat meraih tropi di suatu kompetisi. Media PFA for IDN Times

PFA diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo didampingi Menteri BUMN yang kini juga menjabat Ketua PSSI, Erick Thohir di Stadion Lukas Enembe Jayapura pada 31 Agustus 2022. Jokowi sempat menyebut kalau ada 30 siswa yang telah bergabung dengan akademi ini. Mereka berusia 13 – 15 tahun.

"Di sini untuk meraih prestasi anak-anak digembleng kedisiplinan, digembleng latihan-latihan yang rutin dan terus didampingi oleh coach yang memiliki reputasi yang baik," ujarnya saat sambutan peresmian PFA.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyematkan harapan besar pada PFA. Harapan itu muncul setelah ia mengetahui kalau PFA mempunyai proses seleksi yang ketat sebelum menerima siswa akademi. Artinya, dari 30 siswa yang sudah bergabung bukanlah siswa kaleng-kaleng atau asal masuk untuk mendaftar. Tapi sudah melalui proses penyaringan oeh tim pelatih.

"Tadi Pak Dirut menyampaikan ada 477 anak yang diseleksi dan sekarang hanya tinggal 30 anak. Ini adalah bibit-bibit, talenta-talenta yang diseleksi dengan baik, talenta-talenta berbakat," kata Jokowi menyanjung siswa yang lolos seleksi PFA.

Yang menarik di PFA, sambung Jokowi, anak-anak tetap mendapatkan pendidikan formal di sekolah. "Tidak hanya sepak bola, disiapkan pendidikan formalnya sehingga tetap sekolah. Yang diharapkan nanti akan menjadi pemain-pemain bola yang memiliki jiwa percaya diri yang kuat, karakter yang kuat, yang kompetitif, yang sportif tapi juga pandai dan pintar," harap Jokowi.

Akademi diyakini dapat menjadi motor bagi perkembangan sepak bola dan Timnas Indonesia

Mencetak Pesepak Bola Bertalenta di Timur IndonesiaPelatih PFA, Ardiles Rumbiak saat memberi arahan penggawanya. Media PFA for IDN Times

Harapan yang sama juga disampaikan Erick Thohir via pesan tertulis yang diterima IDN Times beberapa waktu lalu. Erick berharap ke depannya banyak anak Papua yang mengharumkan nama Indonesia. Tentunya dari ukiran tinta emas alias prestasi yang disumbangkan, baik itu membawa nama daerah atau nama negara.

Erick meyakini kalau PFA akan menjadi salah satu laboratorium pembangunan manusia di bidang sepak bola di Tanah Papua. "Pembangunan manusia lewat sepak bola adalah salah satu agenda FIFA yang sejalan pula dengan visi pemerintah. Papua adalah provinsi yang sangat mencintai sepak bola, sangat tepat untuk menjadi sentra pembinaan level nasional," tegas dia.

Oleh karena itu, Erick optimistis dengan hadirnya PFA ini akan menjadi salah satu motor bagi perkembangan sepak bola dan Timnas Indonesia ke depan. Eks Presiden Inter Milan ini meyakini akan lahir banyak talenta baru dari PFA. "Ke depan saya yakin akan lebih banyak lagi anak Papua yang akan mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional," kata dia.

Keyakinan Erick mengenai PFA akan menghasilkan pemain kelas dunia ini merujuk pada pembinaannya. Dia bahkan menyebut kalau jebolan PFA bisa tembus ke kompetisi benua biru seperti Liga Inggris, Spanyol dan Italia. "Harapan kami tentu akan muncul pemain asal Papua Football Academy yang akan bermain di Premier League, Serie A atau La Liga. Dengan usaha keras, InsyaAllah kita bisa mewujudkannya," ungkap Erick.

Mendapat sokongan pemerintah dan perusahaan tambang emas ternama

Mencetak Pesepak Bola Bertalenta di Timur IndonesiaDirtek, Wolfgang Pikal bersama Pelatih Ardiles Rumbiak memberi arahan pada pemain PFA. Media PFA for IDN Times

Papua Football Academy (PFA) lahir dari meriahnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada Oktober 2021 lalu. Dari gelaran ini tampak geliat serta antusiasme masyarakat Papua terutama di Kabupaten Mimika yang dipercaya sebagai salah satu venue PON. Melihat ini, gagasan membentuk PFA muncul.

Lampu hijau langsung menyala ketika gagasan muncul. PT Freeport Indonesia mendukung penuh terwujudnya PFA. Pemerintah pun senang dengan dukungan itu. Presiden Jokowi langsung memberi atensi khusus pada PFA. Sampai akhirnya, ia sendiri yang meresmikan PFA dengan datang langsung dengan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo didamping Menteri BUMN Erick Thohir.

PFA terus berkembang menjalankan agenda-agenda untuk memoles talenta muda asal Bumi Cendrawasih. Sejumlah pemusatan pelatihan dilakukan, seperti di Tembagapura. Kemudian juga menggelar rangkaian uji coba serta kompetisi. Memang, saat ini PFA masih mengikuti turnamen kelas lokal dan nasional. Tapi tidak menutup kemungkinan, PFA akan ikut turnamen internasional.

Turnamen yang diikuti ini tentu sangat bermanfaat bagi para siswa untuk memberikan kesempatan bertanding, mempraktekan hasil latihan, serta menjalin persahabatan dengan anak-anak lain dari berbagai daerah. PFA punya target untuk menjadikan siswanya sebagai individu yang kompetitif, adaptif dan berani mengambil keputusan dari berbagai kesempatan, baik di lapangan maupun kehidupan.

Baca Juga: Bangun Papua Football Academy, Jokowi Apresiasi Freeport Indonesia

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya