Membedah Kunci Permainan Arema FC Usai Bantai Persebaya Surabaya
IDN Times/ Alfi Ramadana
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Arema FC mampu kembali menjadikan Stadion Kanjuruhan tak ramah bagi tim tamu. Terbaru, tim Singo Edan sukses membantai Persebaya Surabaya dengan skor 4-0, Kamis (15/8/). Kemenangan itu memperpanjang rekor tak pernah kalah Arema FC di stadion Kanjuruhan. Namun, di balik performa dahsyat tersebut, ada beberaapa kunci yang membuat Persebaya Surabaya tak berdaya di Malang.
1. Gol pertama jadi kunci
IDN Times/ Alfi RamadanaSebenarnya, Persebaya Surabaya memulai laga dengan baik. Penempatan tiga gelandang yakni Rendi Irwan, Rachmat Irianto dan Muhammad Hidayat mampu mengimbangi lini tengah Arema FC yang diisi oleh Jayus Hariono, Hendro Siswanto dan Makan Konate.
Bahkan, Konate beberapa kali kesulitan untuk mencoba menguasai bola lantaran terus diganggu oleh Rachmat Irianto dan Muhammad Hidayat. Namun, berawal dari situasi sepak pojok, Arema FC mampu melesatkan gol melalui Dendi Santoso pada menit 30. Gol tersebut membuat Persebaya Surabaya tak punya pilihan selain keluar menyerang.
2. Pergantian pemain tepat
IDN Times/ Alfi RamadanaHal lain yang membuat Arema FC mulai mampu mengendalikan permainan adalah pergantian pemain. Masuknya Muhammad Rafli menggantikan Jayus Hariono yang baru pulih dari cedera mampu memecah konsentrasi lini tengah Persebaya. Kemampuan duel yang dimiliki Rafli mampu membuat lini tengah Arema FC lebih stabil dan tenang dalam menghadapi serangan Persebaya.
"Kami memasukkan Rafli karena ingin tampil lebih menyerang. Jayus mungkin sedikit trauma setelah cedera. Setelah pergantian kami lebih bisa menekan mereka. Beberapa kali Rafli juga memenangkan duel dengan pemain Persebaya," papar pelatih Arema FC, Milomir Seslija usai pertandingan.
3. Pergantian pemain Persebaya untungkan Konate
IDN Times/ Alfi RamadanaHal lain yang menjadi krusial adalah pergantian pemain Persebaya Surabaya. Masuknya Damian Lizio menggantikan Rendi Irwan memberikan angin segar bagi lini tengah Arema FC. Karakter Lizio yang lebih offensif mau tidak mau memaksa salah satu gelandang Persebaya lainnya naik lebih ke depan untuk menutup ruang kosong ditengah.
Celakanya, hal itu malah membuka ruang bagi Makan Konate yang berada di sepertiga lapangan akhir. Walhasil, beberapa kali gelandang Persebaya telat menutup ruang ketika bola diarahkan kepada Konate. Pemain asal Mali tersebut pun lebih leluasa mengekploitasi lini tengah dan membuat Rachmat Irianto ataupun Muhammad Hidayat kesulitan.
"Kemenangan ini bagus dan luar biasa. Kemenangan bukan hanya untuk kado ulang tahun Arema FC tetapi juga untuk hari kemerdekaan Indonesia," tambah Milo.
4. Full back tampil disiplin
IDN Times/ Alfi RamadanaLebih jauh, Arema FC juga mampu meredam sisi sayap yang menjadi kekuatan Persebaya Surabaya. Dua full back Arema FC yakni Nasir dan Agil Munawar mampu membuat sayap Persebaya tak bisa berbuat banyak. Irfan Jaya maupun Oktavianus Fernando tak bisa berbuat banyak karena terus mendapat gangguan dan pengawalan dari dua pemain tersebut. Sehingga, suplai bola kepada Amido Balde menjadi lebih sedikit dari biasanya.
"Agil dan Nasir main bagus. Mereka bisa memaksa sisi sayap Persebaya tak berkembang," sambungnya.
Baca Juga: El Clasico Jatim, Arema Gelontor Persebaya Empat Gol
5. Dukungan Aremania
IDN Times/ Alfi RamadanaDi sisi lain, dukungan luar biasa dari Aremania membuat Arema FC tampil percaya diri. Tercatat sekitar 37 ribu Aremania memadati Stadion Kanjuruhan pada laga tersebut. Hal itu agaknya memberi spirit tambahan bagi para pemain.
"Aremania luar biasa mereka berada di belakang kami dan membuat tim tampil bagus. Saya harap Aremania bisa kembali memenuhi stadion Kanjuruhan pada laga berikutnya," pungkasnya.
Baca Juga: Dipermalukan Arema FC, Bejo Sugianto Siap Tanggung Jawab
