Batu, IDN Times - Hujan yang mengguyur Kota Batu sejak siang membuat jalur Klemuk Bike Park jadi sangat menantang pada seri final 76 Indonesian Downhill (IDH) 2025. Tapi bagi debutan kelas Men Elite, Pandu Satryo Perkasa, hujan ini jadi berkah karena ia melibas 2 sesi sekaligus yaitu qualification dan final, hingga ia sukses jadi juara umum IDN 2025.
Hujan di Kota Batu jadi Berkah Rider Downhill Putra Daerah Sabet Juara

Intinya sih...
Pandu Satryo Perkasa meroket dari peringkat 8 hingga jadi juara umum
Debut di kelas Men Elite, Pandu buktikan adaptasi yang cepat
Riska Amelia Agustina sukses sabet juara umum Women Elite dengan strategi bijak
1. Pandu bangkit di Kota Batu, meroket dari peringkat 8 hingga jadi juara umum
Pandu pada awalnya tidak difavoritkan sebagai juara umum, pasalnya rider asli Kota Batu ini masih terjebak di peringkat 8 setelah 2 seri yang dijalani karena penampilan kurang maksimal. Rendy Varera Sanjaya konsisten menempati puncak klasemen selama 2 seri sebelumnya.
Tapi saat seri final berlangsung kota kelahirannya, Pandu mengayuh sepeda seperti orang kesurupan, ia melibas sesi qualification sampai final. Saat sesi qualification ia mencatatkan waktu tercepat yaitu 2 menit 2 detik, dan saat sesi final sore tadi ia kembali mencatatkan waktu paling cepat dengan 2 menit 5 detik. Hasil ini membuat peringkatnya meroket dari peringkat 8 menjadi peringkat 1, dan berhak atas tittle juara umum IDH 2025.
Pandu mengungkapkan kalau rahasianya menang selama 2 hari ini karena ia berhasil membaca cuaca yang tidak menentu di Kota Batu. Klemuk Bike Park yang awalnya hanya mendung, tiba-tiba hujan saat kelas Men Elite akan mulai balapan. Melihat itu, Pandu langsung cepat-cepat mengubah setting sepedanya.
"Alhamdulillah saya pas turun itu masih hujan terus kering, jadi track lebih licin. Kemarin memang sudah hujan, jadi hari ini memang saya matangkan dengan ban untuk track basah. Kemudian tadi pas Men Junior turun memang sudah hujan, jadi langsung mengubah settingan suspensi dan tekanan ban," bebernya.
2. Baru debut di kelas Men Elite, Pandu buktikan ia tak butuh waktu lama untuk adaptasi
Yang menakjubkan dari pria 19 tahun ini, kompetisi ini adalah debutnya di kelas Men Elite dari Junior Elite. Meskipun menghadapi rider yang lebih senior, Pandu tidak sungkan untuk menunjukkan hasil latihannya sejak kecil.
"Ini jadi pembuktian bahwa rookie tidak harus selalu di bawah. Banyak yang bilang setelah saya baru naik ke kelas Men Elite ini harus berproses 2-3 tahun dulu, tapi saya selalu latihan dan menata mental, jadi ini jadi ajang pembuktian bahwa yang baru debut tidak harus memerlukan proses lama," tegasnya.
Pandu mengungkapkan jika memang sejak kecil ia sudah mempersiapkan diri untuk masuk kelas Men Elite. Kedepannya ia menargetkan untuk tidak lepas dari ranking 3 besar di kompetisi serupa.
3. Strategi bijak Riska Amelia sukses bawa ia sabet juara umum Women Elite
Sementara di kelas Women Elite, Riska Amelia Agustina juga berhasil mengamankan tittle juara umum. Perempuan 22 tahun ini memang sudah diprediksi akan menjadi juara umum, pasalnya ia sudah memimpin klasemen sepanjang kompetisi ini.
Jadi yang tercepat saat sesi seeding kemarin, rupanya tidak membuat ia mujur saat sesi final sore tadi. Berangkat sebagai rider yang terakhir turun, ia justru jadi satu-satunya rider perempuan yang mendapat guyuran hujan. Hal ini membuat ia tidak bisa mempertahankan finish tercepat, ia hanya mampu mengamankan posisi kedua pada sesi final.
"Saya hari ini start terakhir sehingga terkena hujan sampai setengah track. Sehingga dsri start sampai setengah itu aku banyak kontrol karena tanah yang licin, baru setelah negative section aku bisa gas karena setelah itu tanah masih kering. Alhamdulillah ternyata masih dapat posisi kedua," jelasnya.
Meskipun mendapatkan posisi kedua, poin yang ia kumpulkan tetap tidak bisa disusul pembalap lain di klasemen, sehingga ia tetap dinobatkan sebagai juara umum kelas Women Elite di IDN 2025. Ia mengakui kalau sepanjang sesi final ia bermain aman, ia tidak ingin gegabah dan berpotensi jatuh, sehingga posisinya akan direnggut rider lain.
"Tentu awalnya target finish nomor satu, tapi kita tidak bisa main ego dan haru ada strategi juga. Karena kalau posisi track basah dan kita tetap gas, kemungkinan antara jatuh atau menang. Lebih ke kurang beruntung tadi karena kena hujan," pungkasnya.