Pakar Kimia ITS: Gas Air Mata Kedaluwarsa Bisa Makin Mematikan

Surabaya, IDN Times - Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, gas air mata yang digunakan dalam insiden Kanjuruhan kedaluwarsa. Pakar kimia berpendapat gas air mata yang kedaluwarsa tetap berbahaya.
1. Kemampuan gas air mata kedaluwarsa belum tentu menurun, bisa saja makin mematikan
Kepala Departemen Kimia Institut Tekonologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Fredy Kurniawan mengatakan, gas air mata yang yang kedaluwarsa belum tentu kemampuannya menurun. Kemungkinannya ada dua bila gas air mata tersebut kadaluwarsa.
"Bisa menurun membuat iritasi, tapi bisa semakin mematikan. Kita tidak tahu berubah jadi apa senyawanya," kata Prof Fredy, Selasa (11/10/2022).
Baca Juga: Polri Klaim Gas Air Mata Kedaluwarsa di Kanjuruhan Tidak Efektif
2. Gas air mata adalah bahan kimia yang berbahaya
Menurutnya, gas air mata meski tidak kedaluwarsa adalah benda yang berbahaya. Sebab, gas air mata adalah mengandung bahan kimia yang berbahaya.
"Semua gas air mata berbahaya makanya dilarang untuk perang. Ada perjanjiannya," tuturnya.
3. Pakar tak bisa pastikan jenazah meninggal karena gas air mata
Saat ditanya soal jenazah korban Kanjuruhan yang wajahnya membiru, ia tidak dapat memastikan apakah karena gas air mata atau tidak. Sebab, wajah membiru bisa jadi karena keracunan karena kena hal lain.
"Kalau biru biru perlu di cek dulu. Bisa karena keracunan bisa karena lebam kena gebuk. Kelihatannya keracunan karena menghirup zat kimia terlalu banyak," pungkasnya.
Baca Juga: Penjelasan Pakar Bahayanya Gas Air Mata