ITS Luncurkan Konsentrator Oksigen, Tak Perlu Tabung dan Isi Ulang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan alat konsentrator oksigen yang bisa menjadi jawaban di tengah langkanya tabung dan isi ulang oksigen cair. Alat ini dapat langsung mengubah udara bebas menjadi oksigen murni tanpa perlu di isi ulang.
Baca Juga: Mahasiswa ITS Ciptakan E-Trash, Platform Jual Beli Sampah Online
1. OXITS diharap jadi solusi krisis oksigen di Indonesia
Konsentrator oksigen sebenarnya bukanlah teknologi baru. Namun, sejauh ini Indonesia masih mendapatkan alat tersebut dari donasi negara lain atau membeli secara impor. ITS pun hadir dengan alat yang dinamai Oxygen Concentrator ITS (OXITS). Alat ini diharapkan bisa menjadi solusi di tengah krisis oksigen di Indonesia.
“OXITS diharapkan dapat memenuhi kebutuhan oksigen masyarakat luas,” ujar Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng, Sabtu (7/8/2021).
2. Alat akan menyerap udara bebas
Fadlilatul Taufany ST PhD selaku Ketua Tim Riset OXITS menjelaskan cara kerja dari alat tersebut. Pertama, OXITS akan menyerap udara bebas yang berada di sekitarnya. Udara bebas umumnya hanya mengandung sekitar 21 persen oksigen. Sedangkan sisanya adalah nitrogen dan gas atau partikel lain.
“Prinsip kerja OXITS sendiri ialah mengambil udara bebas dan memurnikannya dari kandungan nitrogen melalui teknologi pressure swing adsorption (PSA),” tuturnya.
3. Udara bebas disaring hingga hasilkan oksigen murni
Setelah diserap, udara bebas akan disaring terlebih dahulu. Partikel-partikel yang berukuran lebih dari 5 mikron akan terperangkan sehingga tak dihirup oleh manusia. Kemudian, udara ini dikompresi untuk meningkatkan tekanannya.
“Selama proses kompresi, mekanisme pendingin terus berjalan agar menjaga konsentrator dari overheating dan meningkatkan performa PSA,” ungkapnya.
Selanjutnya, nitrogen yang terkandung dalam udara akan diserap oleh filter zeolite untuk memurnikan udara. Dalam alat ini, ada dua unit kolom yang bekerja secara bergantian, yaitu kolom untuk menyerap nitrogen dan kolom yang mengeluarkan nitrogen yang terperangkap di zeolit.
“Zeolit pada OXITS ini dapat digunakan dalam jangka panjang,” imbuh Kepala Sub Direktorat Riset dan Publikasi Ilmiah Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS ini.
4. Oksigen murni disesuaikan tekanannya bagi pasien
Terakhir, Taufany menerangkan, udara yang telah bebas dari kandungan nitrogen itu akan disesuaikan dan diatur terlebih dahulu tekanan dan flow-nya dengan elektronik yang ada sebelum oksigen dialirkan.
“Inovasi OXITS telah sesuai dengan standar kesehatan WHO - UNICEF,” tambahnya.
Ashari pun berharap, inovasi yang mereka ciptakan bisa menjadi jawaban di tengah krisisnya tabung dan pengisian oksigen di Indonesia. Para pasien COVID-19 pun bisa mendapat bantuan pernafasan dengan mudah tanpa perlu mencari-cari tabung dan isi ulang oksigen.
“Semoga karya (ITS) ini dapat membuat keadaan menjadi lebih baik dan pandemi dapat cepat berakhir,” tutupnya.
Baca Juga: Mahasiswa ITS Bikin Aplikasi untuk Ringankan RSUD dr Soetomo