Gelombang Air Tinggi Terjang Banten, Inilah 4 Penyebab Tsunami
Perairan volume besar, bahkan sekecil selat pun berpotensi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru saja di Hari Sabtu malam (22/12), Indonesia mendapat kabar duka lagi. Tsunami memancar dari Selat Sunda, tepatnya menghantam Banten dan Lampung. Tsunami berasal dari dua kata Bahasa Jepang yang memiliki arti “pelabuhan” dan “gelombang”. Dilansir dari geology.com, Tsunami adalah gelombang laut besar yang disebabkan oleh gerakan tiba-tiba di dasar laut. Tsunami berjalan melintasi samudera terbuka dengan kecepatan tinggi dan berkembang menjadi ombak besar yang mematikan, di perairan dangkal garis pantai.
Tsunami yang dihasilkan di lautan terbuka tampaknya hanya berupa gelombang kecil, tetapi ketinggian air dapat tumbuh berakumulasi dengan cepat ketika mencapai air dangkal, sebelum menabrak permukiman di pantai. Gelombang hingga 9 meter pernah terekam pada banyak kasus, dan tsunami hingga 30 meter diyakini sempat terjadi di masa lalu. Air dapat naik setinggi 30 meter (sekitar 100 kaki) di atas permukaan laut normal, dalam waktu 10-15 menit dan menggenangi daerah dataran rendah.
Dampak kerusakan terburuk biasanya terjadi di daerah yang paling dekat dengan gempa bawah laut, seringkali karena gelombang yang bergerak cepat akan menghantam daratan dengan kecepatan tinggi. Tsunami memancar keluar dari lokasi gempa di bawah laut hampir secepat pesawat jet lho. Namun karena bentangan Pasifik sangat luas, sistem peringatan siap digunakan untuk membunyikan peringatan bagi mereka yang berada di jalur gelombang yang sedang melaju. Terlepas dari teknologi peringatan tsunami yang sudah dipasang itu, kamu juga perlu tahu 4 penyebab utama tsunami yang paling sering terjadi!
1. Gempa di bawah dasar laut
Gempa bawah laut yang kuat lah yang menjadi faktor penyebab paling sering terjadinya tsunami. Para Seismolog mengetakan bahwa hanya gempa di atas 7 Skala Richter (SR) yang dapat menghasilkan tsunami besar. Dalam hal ini, gempa di bawah laut secara umum bisa disebabkan oleh banyak hal. Yang berpotensi besar menghasilkan tsunami adalah gempa akibat pergeseran lempeng, yang akan kita bahas lebih lanjut.
Banyak orang meyakini bahwa tsunami adalah gelombang tunggal, padahal (biasanya) jelas tidak. Tsunami merupakan sederetan gelombang, atau ibaratnya seperti kereta dengan banyak gerbong yang saling bersusulan. Gelombang besar akan mulai melaju duluan diikuti dengan gelombang yang lebih besar di belakangnya. Sebagian besar kejadian tsunami, garis pantai dihantam oleh gelombang besar berulang-ulang.
Baca Juga: Tsunami di Banten Dipicu Aktivitas Vulkanik Gunung Anak Krakatau
Baca Juga: Kondisi Terkini Pasca-Tsunami, Pesisir Pantai Banten Porak Poranda