UB Ciptakan Alat Deteksi COVID-19, Diklaim Lebih Efektif dari Genose  

Butuh 2-3 menit untuk mendapatkan hasil

Malang, IDN Times - Universitas Brawijaya (UB) meluncurkan sebuah alat bernama UBreath Analysis untuk mendeteksi COVID-19. UBreath Analysis sendiri merupakan teknologi yang mirip seperti Genose dengan sistem kerja yang hampir serupa. Namun, alat ini diklaim lebih efektif dalam deteksi dini terhadap COVID-19. 

1. Identifikasi konsentrasi zat dalam nafas

UB Ciptakan Alat Deteksi COVID-19, Diklaim Lebih Efektif dari Genose  Proses pencatatam hasil identifikasi sampel embusan nafas. IDN Times/Alfi Ramadana

Guru Besar Fisika Universitas Brawijaya (UB), Arinto Yudi Ponco Wardoyo menjelaskan bahwa cara kerja alat tersebut tidak beda jauh dengan Genose. Seseorang yang hendak diperiksa diambil sampel embusan nafas dan dimasukkan ke dalam kantung plastik.

Setelah itu, embusan nafas yang sudah berada di kantung tersebut akan diidentifiikasi dengan mengukur konsentrasi zat dari hasil metabolisme sistem pernapasan dan pencernaan melalui embusan napas dalam bentuk gas, partikular dan parameter lain yang berjumlah 25. 

"Hasil pengukuran dari parameter tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Kecerdasan Buatan untuk mengidentifikasi kondisi dari sistem pernapasan dan sistem pencernaan," paparnya Senin (14/2/2022). 

2. Akurasi sangat bagus

UB Ciptakan Alat Deteksi COVID-19, Diklaim Lebih Efektif dari Genose  Universitas Brawijaya (ngalam.co)

Lebih jauh, Arinto menambahkan bahwa UBreath bekerja dengan mengembuskan napas pada kantong khusus sebelum kemudian alat ini akan mengukur unsur-unsur yang terkandung dalam udara pernapasan. Alat ini memerlukan waktu antara 2-3 menit untuk mendapatkan hasil. Sejauh uji klinis sudah dilakukan pada orang sehat dan penyintas COVID-19. 

"Akurasi identifikasi cukup bagus dan mencapai 90 persen lebih," imbuhnya. 

Baca Juga: Lagi, Universitas Brawijaya Tambah Dua Profesor Baru  

3. Hanya deteksi awal

UB Ciptakan Alat Deteksi COVID-19, Diklaim Lebih Efektif dari Genose  Proses pengambilan sampel embusan nafas. IDN Times/Alfi Ramadana

Arinto menyebut bahwa UBreath bekerja berdasar sampel yang diambil dari orang sehat, serta penyintas COVID-19. Sampel tersebut dimasukan ke dalam artificial intelligence tersebut guna mendeteksi kandungan embusan nafas dari orang-orang yang diperiksa. Bagi orang-orang yang diduga terpapar COVID-19 maka akan ada petunjuk dari alat tersebut. 

"Mereka yang diduga terpapar akan memiliki ciri hampir mirip dengan sampel yang ada di dalam. Karena itu, setelah mendapat petunjuk tersebut, yang bersangkutan akan disarankan untuk melakukan uji tes PCR," sambungnya. 

Alat tersebut juga sudah diuji klinis pada orang sehat dan penyintas COVID-19 di RS Saiful Anwar Malang dan RS Lapangan Malang dengan total 400 sampel. Hasil yang didapatkan yakni alat ini tidak hanya dapat mendeteksi berupa positif atau negatif COVID-19, tetapi lebih spesifik dari itu. 

"Alat ini juga bisa mengklasifikasikan hasil pemeriksaan sesuai dengan keparahan mulai dari seperti OTG, ringan, sedang, sampai berat,” tandasnya. 

Baca Juga: Polda Akan Sediakan GeNose di Jembatan Suramadu

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya