Kreatif, Mahasiswa UB Buat Alat Ubah Limbah Cair Jadi Energi Bersih

Mampu kurangi resiko pencemaran sungai akibat limbah cair

Malang, IDN Times - Inovasi menarik kembal dihasilkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya. Kali ini inovasi menarik tersebut datang dari lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Kelimanya adalah Ihza Aulia Rahman, Abdul Mudjib, Rizki Chandra, Charis Maulana dan Anima Rahmatika.

Kelompok yang bernama Legi (Limbah to Energy) Techno itu menciptakan sebuah alat yang bernama Rotation. Alat tersebut mampu mengubah cairan limbah panas menjadi energi bersih berupa listrik dan air bersih. 

1. Prihatin dengan kondisi sungai

Kreatif, Mahasiswa UB Buat Alat Ubah Limbah Cair Jadi Energi BersihSeorang anggota kelompok Legi Techno sedang menyiapkan progran untuk Rotation. IDN Times/Alfi Ramadana

Perwakilan anggota kelompok, Ihza Aulia Rahman menjelaskan bahwa ide awal pembuatan alat tersebut datang dari sejumlah artikel di internet. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa limbah cair industri tidak banyak dimanfaatkan dan hanya dibuang begitu saja ke sungai.

Hal itu kemudian membuat suhu air di sungai menjadi meningkat dan menganggu ekosistem. "Alat yang kami buat ini bisa mengubah cairan limbah panas menjadi energi listrik dan air bersih siap pakai tapi belum siap minum," katanya Sabtu (8/5/2021). 

2. Energinya per satu jam bisa menghasilkan 900 watt listrik

Kreatif, Mahasiswa UB Buat Alat Ubah Limbah Cair Jadi Energi BersihAlat pengubah limbah panas cair menjadi energi listrik dan air bersih yang diberi nama Rotation. IDN Times/Alfi Ramadana

Cara kerja dari Rotation sendiri menurut Ihza cukup sederhana. Cairan limbah panas akan masuk ke dalam area penampungan, lalu akan dialirkan ke bagian thermoelektrik untuk mulai dilakukan konversi energi panasnya menjadi listrik. Setelah itu sisa cairan akan kembali dialihkan masuk difilter dua tahap.

Usai melewati filter dua kali, cairan yang energi panasnya sudah diserap tersebut akan keluar menjadi air bersih siap pakai. Tetapi air tersebut masih perlu diolah lebih jauh jika hendak dikonsumsi. 

"Kapasitas Rotation sendiri 8000 liter dalam sehari. Untuk konversi energinya per satu jam bisa menghasilkan 900 watt listrik. Cairan limbah yang panasnya sudah diserap tersebut kemudian dialirkan menggunakan pompa menuju filter biokimia. Setelah dua kali melalui filter, cairan akan dialirkan ke pipa fiber osmosis sebelum keluar menjadi air bersih," tambahnya. 

3. Bakal kembangkan menjadi wireless

Kreatif, Mahasiswa UB Buat Alat Ubah Limbah Cair Jadi Energi BersihSeorang anggota kelompok Legi Techno sedang mengecek filter untuk menyaring cairan panas jadi air bersih. IDN Times/Alfi Ramadana

Lebih jauh, Ihza mengakui bahwa alat ciptaan mereka itu masih prototype. Nantinya Rotation akan dikembangkan alat yang lebih komplet, terutama untuk sistem pengendalian yang saat ini masih menggunakan laptop dan komputer.

Saat ini proses tersebut masih terus dikembangkan dan disempurnakan agar nantinya sistem pengendaliannya bisa tanpa kabel atau bisa melalui aplikasi. Selain itu, pihaknya juga masih menyempurnakan beberapa komponen, terutama untuk bagian konversi energi yang menjadi komponen paling penting. 

"Jadi bukan tentang industri apa, tetapi limbah apa yang dihasilkan industri tersebut. Semua industri yang menghasilkan limbah cair panas berpotensi bisa diolah melalui Rotation," sambungnya. 

Baca Juga: Mahasiswa ITS Bikin Game dengan AR Biar Siswa Suka Pelajaran Sejarah

4. Raih berbagai macam prestasi atas inovasi tersebut

Kreatif, Mahasiswa UB Buat Alat Ubah Limbah Cair Jadi Energi BersihAlat pengubah limbah cair panas menjadi energi listrik dan air bersih. IDN Times/Alfi Ramadana

Atas inovasi yang ia dan kelompoknya berhasil meraih berbagai macam prestasi dari sejumlah ajang yang diikuti. Setidaknya tiga medali emas dan dua medali perunggu diraih oleh anak-anak muda berprestasi tersebut dari beberapa ajang internasional yang diikuti di Indonesia, Malaysia, Thailand hingga Turki.

Dari empat ajang internasional tersebut, Ihza menyebut bahwa Thailand memberikan kesan tersendiri lantaran lomba dilakukan secara off line. Sementara lainnya dilakukan secara online. 

"Kalau yang di Thailand bulan Februari tahun lalu sensasinya luar biasa. Eventnya bernama Thailand inventors day dan kami datang langsung ke sana," tandasnya. 

Baca Juga: Universitas Brawijaya Akan Buka Prodi Bisnis Jasa Makanan Halal 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya