Surabaya, IDN Times - Terik matahari menyorot bumi Kota Pahlawan siang itu. Membuat dahaga lebih terasa dari biasanya. Sudah seminggu, Surabaya kembali ke 'setelan pabrik' panas kentang-kentang, setelah sebelumnya diselimuti mendung dengan gerimis tipis yang manis.
Namun hal itu tak membuatku berhenti melajukan kuda besiku. Menuju sebuah pesantren di dekat kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Ketintang. Di sana ada Pesantren Nurul Falah. Yang pada pertengahan Bulan Ramadan ini membikin kegiatan bersama difabel netra.
Sesampainya di halaman pesantren, aku disambut dengan ramah oleh seorang satpam berusia paruh baya. Ia bertanya maksud kedatanganku. Segera mungkin aku memperlihatkan isi percakapanku dengan Ketua Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia (ITMI) Jawa Timur (Jatim), Zainul Muttaqin yang intinya sudah melakukan janji temu. Diantarlah aku ke lantai dua pesantren untuk bertemu.