Lumajang, IDN Times - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebenarnya telah membangun Hunian Tetap (Huntap) untuk warga yang rumahnya sering terdampak erupsi Gunung Semeru. Namun, belakangan warga justru kembali ke rumah lamanya dan jarang menghuni rumah yang telah disediakan pemerintah ini.
Salah seorang penerima huntap, Abdul Manaf warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang mengatakan jika sebenarnya ia sudah menerima huntap di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Tapi ia sering kembali ke rumah lamanya yang sebenarnya sudah tidak layak huni. "Karena ladang saya untuk bekerja ada di dekat rumah lama, kalau berangkat dari huntap jaraknya sampai 5 kilometer. Jadi kadang-kadang saja tidur di huntap," terangnya pada Kamis (20/11/2025).
Ia juga menceritakan jika jalan menuju huntap tergolong ekstrem, pasalnya harus melewati sungai yang jadi jalur lahar dingin. Ia mengungkapkan sebenarnya bisa melewati jembatan Gladak Perak, tapi ia harus berputar jauh dan jalannya rawan longsor.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan jika ia mengerti kenapa para warga enggan tinggal di huntap. Tapi ia mengimbau agar warga tetap waspada pada potensi bencana. "Pada dasarnya mereka punya hunian tetap, KTP mereka juga memiliki hunian tetap. Tapi tempat kerja mereka ada di zona merah, sehingga masing-masing diharapkan bisa mematuhi keselamatan bersama," pungkasnya.
