Malang, IDN Times - Kericuhan yang terjadi saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Malang menyebabkan tiga orang terluka, Selasa (24/9). Saking panasnya situasi, Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Toni Harmanto datang langsung untuk bernegosiasi dengan massa.
Wakapolda Jatim: Bentrokan karena Mahasiswa Lelah

1. Negosiasi berjalan alot
Setelah tiba di kawasan Bundaran Tugu Malang, Toni angsung menemui massa pendemo didampingi Kapolres Malang Kota dan pimpinan DPRD Kota Malang. Negosiasi berjalan alot dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Sekitar satu jam lebih Toni mencoba bernegosiasi dengan massa. Usai bernegosiasi, Toni menjelaskan bahwa apa yang terjadi di Malang merupakan ekses kecil saja.
"Tadi bentrokan terjadi karena teman-teman mahasiswa lelah saja. Tadi sudah kami sampaikan saat bernegosiasi dengan mereka," jelasnya kepada wartawan.
2. Minta polisi pakai cara persuasif
Hingga menjelang sore hari, massa masih terus bertahan di depan gedung DPRD Kota Malang. Meskipun sudah tak sebanyak saat siang hari, tetapi massa masih terus bertahan dan melakukan orasi. Untuk itu, Toni meminta kepolisian untuk tetap kalem dan tak melakukan kekerasan.
"Kami meminta kepada anggota untuk tetap menggunakan cara persuasif untuk menenangkan massa," sambungnya.
3. Sebagian massa mulai pulang
Setelah melakukan aksi sejak pagi hari, sebagian massa mulai meninggalkan area Bundaran Tugu Malang. Sedangkan sisanya masih bertahan untuk terus menyuarakan tuntutan yang selama ini menjadi fokus utama massa gabungan.
4. Tetap persilakan sampaikan orasi
Di sisi lain, Toni tetap mempersilakan massa untuk menyampaikan aspirasi. Namun, ia meminta harus disampaikan dengan cara yang santun dan tidak menganggu. Pasalnya nyaris seharian massa melakukan aksi unjuk rasa kawasan Bundaran Tugu Malang.
"Saya yakin kedewasaan mahasiswa di sini sangat baik," pungkasnya.