Penjual di Serambi Ampel Suraba. (IDN Times/Khusnul Hasana).
Sayangnya, meski tempat tersebut cukup nyaman dan kekinian, penjual mengeluh sepi pembeli. Hal itu dialami Ahmad Fauzi warga Boto Putih Surabaya yang berjualan martabak mie. Sebelumnya, Fauzi berjualan di pinggir jalan sekitar Botoh Putih. Dalam sehari, dagangnya selalu ludes.
"Sepi di sini, kadang jualan di sini laku cuma lima (lima biji martabak), kalau di Botoh Putih selalu habis," ujarnya.
Fauzi pun tak kehabisan akal, agar usahanya tetap jalan ia pun juga jualan di dalam gang dekat rumahnya. Ia juga menerima pesanan lewat telpon.
"Saya sih berharap di tempat ini (Serambi Ampel) ramai ya," ungkapnya.
Sama dengan Fauzi, Ulfa pedagang bakso juga mengungkapkan hal yang sama. Ulfa biasanya berjulan bakso di pinggir jalan. Dalam sehari biasanya ia mendapat omset Rp1 juta perhari, kini semenjak berjualan di Serambi Ampel turun drastis hanya Rp100 ribu per hari.
"Jualan di sini baru seminggu, masih sepi, jauh pengahsilannya dari kalau tempat biasanya. Langganan Ada yang tahu kalau pindah sini ada yang gak, Kadang yang beli orang sini," ungkap dia.
Ulfa merasa bingung, biasnaya Ramadan adalah waktu yang ia tunggu. Hal ini karena, jumlah pembelinya meningkat saat ramadan.
"Biasanya kalau lebaran panen, rame ini malah wes gak ada (pembeli), kalau bulan puasa itu biasanya buat lebaran, beli baju, pulang kampung," tutur dia.
Dia berharap, agar pemerintah melakukan sesuatu agar tempat tersebut dapat menarik pengunjung. Sehingga dagangannya kembali ramai seperti dulu.
"Harapannya pemerintah gimana caranya biar orang datang ke sini," pungkas Ulfa.