ilustrasi hipnotis (incrediblehypnotist.com)
Saat ditanya perihal santet dan pelet yang lekat dengan hal negatif, ia mengatakan, komunitasnya ingin membentengi hal tersebut. Praktik santet dan pelet menurutnya ibarat pisau yang dipegang jagal pemotong hewan dengan pisau yang dipegang seorang pembunuh.
"Artinya, semua tergantung order. Pisau kalau dipegang oleh jagal ya untuk menyembelih hewan, tapi kalau dipegang pembunuh ya bisa untuk kejahatan," katanya.
Banyuwangi sendiri memang sudah sejak lama dikenal sebagai kota santet. Stigma tersebut harusnya bukan untuk ditakuti, namun bagaimana caranya agar terhindar.
"Jadi intinya ingin mengedukasi masyarakat, terutama Banyuwangi yang terkenal dengan kota santet. Ingin edukasi masyarakat asalkan kita punya benteng, terutama dari kalangan santri. Masak santri bisa kena hipnotis, bisa kena santet, kena pelet. Itu karena tidak punya benteng," katanya.