Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Viral Ritual Kelilingi Puncak Lawu, Pengelola Minta Jaga Toleransi

Tangkapan layar vidio viral akun TikTok @adtyaaidrt. IDN Times/Istimewa.
Intinya sih...
  • Tidak langgar aturan, masih dalam koridor kearifan lokalIlham menegaskan aktivitas pendakian tidak melanggar aturan dan menghormati budaya lokal, pihaknya tidak melarang.
  • Kesaksian pendaki: “Seperti ritual syukuran”Pendaki asal Sragen menduga ritual tersebut berkaitan dengan praktik spiritual atau kepercayaan lokal di sekitar Gunung Lawu.
  • Gunung Lawu, titik spiritual Jawa sejak zaman MajapahitGunung ini dikenal sebagai pusat spiritual sejak era Majapahit, berbagai praktik kejawen masih dilakukan hingga kini.

Magetan, IDN Times Sebuah video menampilkan puluhan orang berpakaian serba putih tengah mengelilingi tugu Trianggulasi di puncak Gunung Lawu mendadak viral di TikTok. Aksi yang terjadi pada Jumat (12/7/2025) pagi itu memicu rasa penasaran sekaligus perdebatan publik. Banyak yang menyebutnya sebagai ritual spiritual di bulan Suro, sementara yang lain mempertanyakan maksud dan identitas para pelaku.

Pihak pengelola jalur pendakian Cemoro Sewu pun akhirnya angkat suara. Pengelola basecamp, Ilham Budiraharjo menjelaskan bahwa kegiatan spiritual di Gunung Lawu bukanlah hal baru, namun penampilan seperti dalam video tersebut tergolong langka.

"Kalau yang berpakaian putih-putih seperti itu, baru tahun ini kita temukan. Mereka pun tidak naik dari bawah dengan pakaian itu, jadi tidak terdeteksi sejak awal," ujar Ilham saat ditemui di Cemoro Sewu, Senin (14/7/2025).

1. Tidak langgar aturan, masih dalam koridor kearifan lokal

Ilham Budiraharjo, pengelola jalur pendakian Cemorosewu. IDN Times/Riyanto.

Ilham menegaskan bahwa selama aktivitas pendakian tidak melanggar aturan dan tetap menghormati nilai-nilai budaya lokal, pihaknya tidak melarang.

"Banyak pendaki naik untuk tujuan spiritual, apalagi di bulan Suro. Selama tidak mengganggu atau menyalahi aturan, kami persilakan,” tambahnya.

Ia menyebut, kegiatan serupa biasanya dilakukan oleh pendaki dari wilayah seperti Purwodadi dan Wonogiri. Namun, identitas pasti rombongan berpakaian putih-putih dalam video viral tersebut masih belum diketahui.

2. Kesaksian pendaki: “Seperti ritual syukuran”

Dewa Bujana, rombonhan pendaki asal Sragen, Jawa Tengah. IDN Times/Riyanto.

Seorang pendaki asal Sragen, Dewa Bujana, yang turun dari Lawu pada Minggu pagi, mengaku tidak bertemu langsung dengan rombongan tersebut, namun sempat mendengar kabarnya dari sesama pendaki.

"Katanya itu semacam syukuran, pakai gamis putih-putih. Tapi gak tahu pasti ajarannya apa, kayaknya bukan bagian dari agama formal," ungkap Dewa kepada IDN Times.

Ia menduga bahwa ritual tersebut mungkin berkaitan dengan praktik spiritual atau kepercayaan lokal yang masih hidup di sekitar kawasan Gunung Lawu.

3. Gunung Lawu, titik spiritual Jawa sejak zaman Majapahit

Tangkapan layar vidio viral akun TikTok @adtyaaidrt. IDN Times/Istimewa.

Gunung Lawu bukan sekadar destinasi wisata alam. Gunung ini dikenal sebagai pusat spiritual sejak era Majapahit. Berbagai praktik kejawen, ziarah, hingga pertapaan masih dilakukan hingga kini.

Fenomena ritual seperti ini memang bukan hal baru, namun kemunculan rombongan berpakaian putih di tugu puncak dan tersebarnya video mereka di media sosial menjadi perhatian luas. Apalagi, simbolisme Gunung Lawu dalam tradisi spiritual Jawa sangat kuat, bahkan ada yang menyebutnya sebagai “tanah suci”.

Video ini menimbulkan beragam reaksi di TikTok. Sebagian warganet mengaitkan dengan tradisi Islam Kejawen, sementara yang lain menilainya sebagai potensi kesalahpahaman publik soal praktik spiritual.

Pihak pengelola mengimbau pendaki untuk tetap menghormati semua aktivitas spiritual yang tidak mengganggu dan menjaga sikap toleransi di kawasan suci seperti Lawu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us