Surabaya, IDN Times - Viral di media sosial laut Surabaya dipenuhi dengan busa. Atas hal tersebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya pun buka suara.
Dalam video yang beredar, fenomena busa yang memenuhi laut Surabaya itu terjadi di sekitar jembatan Suramadu. Busa itu keluar dari rumah pompa kemudian menyebar ke laut Surabaya.
Kepala DLH Surabaya Dedik Irianto mengatakan, fenomena pencemaran busa itu berasal dari limbah cair domestik, seperti bekas cucian, orang mandi dan sabun lainnya. Limbah tersebut tidak diolah, melainkan langsung dialirkan ke sungai.
"Jadi kalau fenomena busa biasanya itu limbah cair domestik kita kan banyak yang belum dikelola. Jadi, contoh hasil orang nyuci, orang mandi, sabunnya, bilasan air sabunnya itu kan langsung ke sungai ya. Zat apanya itu kalau biasanya kalau ke laut itu kena pompa," ujar Dedik, Jumat (5/12/2025).
Saat pompa air yang berada di hilir sungai dinyalakan, pompa bertekanan tinggi itu pun memunculkan busa. Busa itu lalu mengalir ke laut.
"Begitu pompa air itu dinyalakan disemprot kena tekanan apa pompa itu biasanya memang munculnya busa itu tadi. Itu tapi dari limbah domestik rumah tangga seperti sisa air cuci baju, sisa sabun mandi kayak. Laundry juga bisa," ungkap dia.
Ditanya apakah limbah tersebut juga berasal dari industri, Dedik membantah. Sebab, di sepanjang aliran sungai menuju Suramadu tersebut tidak terdapat industri. "Di sepanjang situ mana ada perusahaan. Kami akan cek tapi, tapi kami akan melakukan pengecekan," jelas dia.
Menurut Dedik, fenomena tersebut sering muncul saat musim kemarau. Sebab saat musim kemarau, debit air di sungai lebih sedikit.
"Kalau kemarau kan biasanya airnya sedikit terus kemudian apa zatnya sabun itu kan agak kental, gitu ya. Jadi kalau kalau ininya biasanya di musim kemarau kalau apa fenomena busa, air berbusa itu," jelas Dedik.
Sementara di musim hujan, busa lebih sedikit. Sebab, debit air lebih banyak karena adanya air hujan. Sehingga, pihaknya akan melakukan pengecekan lebih lanjut.
"Tapi kalau hujan gini, mungkin biasanya lebih sedikit, karena apa campuran airnya banyak dari air hujan, dari apa gitu. Coba nanti tak cek lagi ya," pungkas dia.
