Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi mahasiswa UB. (Twitter/@pahamify)

Malang, IDN Times - Universitas Brawijaya (UB) akhirnya bergerak usai heboh di media sosial terkait mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) yang memiliki gaya hidup mewah atau hedonisme. Diketahui bahwa salah satu penerima KIP-P di UB diduga bergaya hidup hedon mulai dari sering nongkrong di kafe mewah hingga bermain golf.

Oleh karena itu, UB berencana melakukan verifikasi data terkait sejumlah informasi yang beredar di media sosial mengenai mahasiswa penerima KIP-K yang bergaya hidup hedon.

1. UB akan kembali melakukan verifikasi kelayakan mahasiswa penerima KIP-K

Ilustrasi Kampus Universitas Brawijaya (UB). (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa, Dr Setiawan Noerdajasakti mengatakan jika pihaknya akan melakukan evaluasi ulang kelayakan mahasiswa sebagai penerima KIP-K. Menurutnya ada 3 tahapan proses yang akan dilakukan diantaranya mendata dan mengidenfitikasi nama-nama mahasiswa yang beredar di media sosial sekaligus nama-nama yang terlapor melalui UB-Care.

"Kedua, akan melanjutkan proses evaluasi penerima KIP-K yang secara rutin dilaksanakan tiap semester. Dan ketiga, akan memanggil mahasiswa-mahasiswa yang terlapor untuk evaluasi lebih lanjut." terangnya saat dikonfirmasi pada Jumat (10/5/2024).

Ia menjelaskan bahwa sejauh ini UB masih menerima laporan, mendata, dan mengidentifikasi nama-nama mahasiswa yang muncul di media sosial, serta menerima laporan baik secara langsung kepada kemahasiswaan maupun melalui layanan UB-Care. Sementara itu untuk penelusuran lebih lanjut akan dilakukan kemudian. Setelah dilakukan verifikasi data dan dan jika ditemukan indikasi kuat melakukan kecurangan, akan kami undang untuk dikonfirmasi dan dievaluasi.

2. UB menjelaskan telah melakukan seleksi KIP-K secara berlapis

Ilustrasi Kartu Indonesia Pintar (KIP). (Dok. Kemendikbud RI)

Sementara itu, Kepala Sub-direktorat Kesejahteraan dan Kewirausahaan Mahasiswa, Ilhamuddin menjelaskan bahwa proses seleksi calon penerima KIP-K di UB dilakukan secara berlapis. Pertama, begitu mahasiwa mendaftar maka datanya akan masuk ke sistem KIP-K pusat, kemudian data tersebut telah diverifikasi oleh sistem KIP. 

Kedua, data tersebut lalu diunduh dan diseleksi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan secara umum, seperti tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi prestasi akademis. Setelah diseleksi, muncullah nama nama yang bisa dicalonkan jadi penerima KIP. 

Ketiga, data calon penerima disinkronisasi dengan data yang diinput oleh mahasiswa pada saat pendafaran ke UB. Jika data yang diinputkan sudah sesuai dengan yang diinputkan di pusat, maka mahasiswa dapat dicalonkan sebagai calon penerima. Sebaliknya jika terdapat data yang tidak sikron, maka nama tersebut disisihkan dari calon penerima dan dievaluasi kembali.

"Terakhir kami kemudian melakukan evaluasi lapangan untuk mengetahui kelayakan dan kesesuaian calon menjadi penerima KIP-K. Evaluasi lapangan ini masih terbatas dilakukan di Jawa Timur karena keterbatasan sumber daya. Sementara yang berasal dari luar Jawa Timur dievaluasi berdasarkan data sistem," jelasnya.

3. Selain bebas uang UKT, mahasiswa penerima KIP-K juga mendapatkan tunjangan Rp950 ribu per bulan

Ilustrasi mahasiswa yang melakukan wisuda di tengah pandemik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ilham menelanjutkan bahwa mahasiswa penerima beasiswa KIP-K mendapatkan pembinaan dan evaluasi secara berkelanjutan setiap semester. Pembinaan yang diberikan mulai dari pembinaan mental, soft skill, pengembangan karakter, berperilaku profesional, dan bagaimana berperilaku bijak dalam media sosial. Adapun evaluasi secara eksplisit terhadap performa akademisnya yaitu dengan nilai IPK tiap semester tidak boleh dibawah tiga dan tidak perkenankan cuti kuliah kecuali ada sakit keras.

"Dan sebagai tambahan informasi, untuk besaran beasiswa KIP-K adalah Rp950 ribu setiap bulan yang diberikan setiap awal semester. Beasiswa tersebut digunakan untuk biaya hidup, biaya tempat tinggal, dan biaya beli buku," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team