Surabaya, IDN Times - Tuti Iriani mengernyitkan dahi menahan terik matahari yang tak terlalu panas, namun cukup menyilaukan pagi itu, Minggu (28/4). Ia berusaha tersenyum memamerkan bibir yang berpoles lipstik berwarna pink terang. Tuti berada di garda paling depan, di antara puluhan orang yang turut dalam kegiatan Women's March. Tuti, yang wajahnya telah dipenuhi keriput, tetap semangat memegang poster berwarna oranye bertuliskan "Hormati Hak2 Disabilitas."
Tuti terlihat duduk tenang di sebuah kursi roda yang didorong oleh seorang pria. Meski begitu, semangatnya tak surut untuk tetap bersuara lantang saat komando yel-yel diberikan. "Gerak bersama! Berani bersuara!" seru ia. Ya, Tuti adalah seorang tuna daksa. Ia tak mampu menggunakan kaki kirinya. Namun, itu bukanlah alasan bagi Tuti untuk absen dalam menyuarakan kepentingan perempuan.
"Saya sebagai seorang ibu ya, apalagi disabilitas, itu pingin kalau ada karya-karya apa yang dihasilkan, ya jahit, ya tas, mungkin oleh orang-orang seperti saya, ya dihargai," tutur Tuti mengutarakan salah satu keinginannya.