Malang, IDN Times - Masyarakat Kota Malang digegerkan dengan ambruknya trotoar dan pagar jembatan brantas yang ikonik di Kampung Warna Warni Jodipan. Kondisi ini mengkhawatirkan bagi pengendara karena jadi akses utama menuju Stasiun Kota Baru.
Trotoar Jembatan Brantas Ambruk, Sejumlah Rumah di Malang Terdampak

Intinya sih...
Jembatan Brantas ambruk karena erosi tanah, mengancam akses utama ke Stasiun Kota Baru.
22 rumah terdampak akibat kerusakan jembatan, pembersihan dilakukan untuk mencegah bahaya.
Perbaikan jembatan membutuhkan waktu 2 minggu, dengan rekayasa lalu lintas untuk kendaraan berat.
1. Jembatan Brantas mengalami kerusakan karena erosi
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Djuharjanto mengungkapkan jika diduga penyebab kerusakan pada jembatan ini diduga karena erosi tanah pada dinding penahanan jembatan. Hal ini membuat trotoar beserta pagar pembatas mengalami ambrol sejak Minggu (23/11/2025) malam. "Memang Kota Malang belakangan ini sering terjadi hujan deras menyebabkan jembatan itu tergenang air. Sehingga terjadi kerusakan sepanjang 25 meter dan lebarnya sekitar 1,5 meter," terangnya pada Senin (24/11/2025).
Dandung menyampaikan jika pihaknya langsung berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) untuk penanganan. Pasalnya jembatan tersebut statusnya merupakan jalan nasional.
2. Sebanyak 22 rumah terdampak akibat kerusakan jembatan ini
Dandung juga mengatakan jika setidaknya ada 22 rumah yang terdampak akibat kerusakan jembatan ini. Ini disebabkan material dari trotoar jatuh sehingga mengenai atap rumah yang ada di bawahnya. Sehingga pada Senin pagi dilakukan pembersihan agar todak membahayakan lingkungan warga.
"Disampaikan oleh Pak Wali agar kita duduk bersama agar kejadian ini tidak terus berdampak kepada warga. Kita juga akan berkoordinasi dengan kementerian terkait, KAI, dan BBPJN untuk masalah ini," jelasnya.
3. Setidaknya butuh 2 minggu untuk perbaikan, kendaraan besar akan dialihkan
Lebih lanjut, Dandung menyampaikan jika telah dilakukan pemasangan garis batas aman dan penanganan awal dengan membersihkan sisa material dari badan jalan. Dinas Perhubungan Kota Malang juga melakukan rekayasa lalu lintas agar kendaraan berat tidak bisa melintasi untuk sementara waktu.
"Targetnya seminggu sampai 2 minggu selesai (perbaikan), agar air hujan dan longsoran tidak masuk ke pemukiman warga. Kemudian selama 2 minggu ini dilakukan rekayasa lalu lintas agar kendaraan berat tidak melintas," pungkasnya.