Ngawi, IDN Times – Dugaan keracunan massal akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMKN 1 Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur menyisakan trauma mendalam bagi para orang tua siswa. Sejumlah pelajar yang sempat dirawat di Puskesmas Ngrambe malam ini mulai dipulangkan, namun sebagian masih lemas dan membutuhkan pemulihan. Dari 18 siswa yang dirawat, kini tinggal beberapa yang masih menjalani perawatan.
Siswa Ngawi Trauma MBG, Pilih Bawa Bekal dari Rumah

Intinya sih...
Mereka khawatir program MBG kembali membahayakan kesehatan putra-putri mereka.
Sejumlah siswa yang mengalami dugaan keracunan juga mengaku makanan yang disajikan kala itu tidak layak dikonsumsi.
1. Orang tua akan bekali anak dari rumah
Pasca-insiden ini, banyak orang tua siswa memilih untuk membekali anak mereka dari rumah. Mereka khawatir program MBG kembali membahayakan kesehatan putra-putri mereka.
“Trauma mas, saya akan bekali anak saya dari rumah seperti hari-hari sebelumnya. Orang tua mana yang tidak waswas seperti ini,” ujar Rahmi, ibu salah satu siswa, Rabu (1/10/2025).
Ia menegaskan tidak akan mengizinkan anaknya mengonsumsi makanan gratis jika kebersihan dan pengelolaan menu belum diperbaiki.
2. Kesaksian siswa: menu nggak layak konsumsi
Sejumlah siswa yang mengalami dugaan keracunan juga mengaku makanan yang disajikan kala itu tidak layak dikonsumsi. Velita dan Widi, dua siswi yang sudah diperbolehkan pulang, menyebut sayur tidak matang, nasi keras, serta ayam lada hitam yang terlalu banyak bumbu.
“Itu sayurnya nggak matang, nasinya dingin dan keras, lauk ayamnya ditaburi lada hitam kebanyakan,” ungkap Widi di depan Puskesmas Ngrambe.
Menurut mereka, hampir satu kelas di sekolahnya mengalami gejala serupa hingga harus dirawat. “Banyak yang sakit perut, mual, pusing sampai mencret. Bahkan satu kelas masuk Puskesmas semua,” tambah Velita.
3. Pemkab Ngawi janji evaluasi program
Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmika, mengungkapkan pihaknya akan segera melakukan evaluasi bersama penyedia jasa makanan agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kita akan koordinasi dengan semuanya, apa-apa yang perlu diperbaiki agar tidak menimbulkan permasalahan lagi,” jelasnya.
Meski demikian, ia menegaskan Pemkab tidak bisa serta-merta menghentikan program nasional ini. Namun, ia memastikan penanganan kasus dugaan keracunan massal tersebut akan ditangani dengan serius.