Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sebanyak 79 siswa alami gejala mual pusing muntah hingga dehidrasi dirawat pada Puskesmas Gemaramg. IDN Times/Riyanto.
Sebanyak 79 siswa alami gejala mual pusing muntah hingga dehidrasi dirawat pada Puskesmas Gemaramg. IDN Times/Riyanto.

Intinya sih...

  • Dinkes: Kondisi anak mulai stabil, belum ada yang dirujuk

  • Muntahan siswa hingga sisa telur puyuh diperiksa

  • Telur puyuh dicurigai jadi biang kerok

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ngawi, IDN Times – Dugaan keracunan massal pada siswa penerima Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, kembali bertambah. Dari sebelumnya 46, jumlah siswa yang terdampak melonjak menjadi 79 murid dari jenjang SD hingga SMP, Rabu (26/11/2025).

Para siswa berasal dari SMPN 2 Kedunggalar, SDN Jenggrik 2, SDN Jenggrik 6, dan SDN Gemarang 5 itu mengalami gejala mual, muntah, pusing, hingga dehidrasi. Mereka mendapat perawatan intensif di Puskesmas Gemarang setelah merasakan keluhan tak lama usai menyantap menu MBG saat jam istirahat.

1. Dinkes: Kondisi anak mulai stabil, belum ada yang dirujuk

Sebanyak 79 siswa alami gejala mual pusing muntah hingga dehidrasi dirawat pada Puskesmas Gemaramg. IDN Times/Riyanto.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi, Heri Nur Fahrudin, memastikan sebagian siswa sudah diperbolehkan pulang. Sementara itu, puluhan lainnya masih menjalani perawatan dan observasi di Puskesmas Gemarang.

Heri menegaskan tidak ada siswa yang dirujuk ke rumah sakit. Penanganan diberikan berupa oksigen, infus, dan terapi untuk mengatasi intoleransi makanan. “Harapan kami penanganan untuk adik-adik bisa maksimal, khususnya agar efek intoleransi makanan bisa segera tertangani,” ujar Heri.

2. Muntahan siswa hingga sisa telur puyuh diperiksa

Sebanyak 79 siswa alami gejala mual pusing muntah hingga dehidrasi dirawat pada Puskesmas Gemaramg. IDN Times/Riyanto.

Untuk memastikan penyebab kejadian, Dinkes telah mengambil sampel makanan MBG yang dikonsumsi para siswa. Sampel tersebut meliputi hasil muntahan, serta sisa lauk seperti telur puyuh bumbu kuning. Semua sampel kini dikirim ke laboratorium untuk uji lebih lanjut.

“Total ada 79 anak, 31 dari SD dan sisanya SMP. Semuanya disuplai dari satu SPPG yang sama. Keluhan terbanyak mual, muntah, dan pusing,” jelas Heri.

3. Telur puyuh dicurigai jadi biang kerok

Menu MBG yang sempat difoto siswa sebelum peristiwa keracunan massal. IDN Times/Istimewa.

Di lapangan, dugaan awal mengarah pada telur puyuh bumbu kuning. Sejumlah siswa mengaku aroma dan tekstur telur sudah tidak normal. Rohman KA, siswa kelas VIII SMPN 2 Kedunggalar, menuturkan telur yang ia makan berbau aneh. “Baunya sangat amis, tidak ada rasanya, dan berlendir. Saya cuma makan satu butir,” ujarnya.

Beberapa siswa lain juga menyebut aroma telur busuk dan rasa yang tak seperti biasanya. Menu MBG hari itu diketahui berisi telur puyuh bumbu kuning, acar, susu, dan pisang. Hingga sore hari, sejumlah siswa yang membaik diperbolehkan pulang. Namun puluhan lainnya masih menjalani observasi lanjutan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team