Para tokoh masyarakat saat berfoto di Pasraman yang dikabarkan dimasuki orang tidak dikenal. IDN Times/Istimewa
Sementara itu, saat dihubungi IDN Times, Selasa malam (4/2), Gatot juga menegaskan tidak menggunakan istilah perusakan tempat belajar umat Hindu. Namun dia menyebut ada buku dan kitab yang dicutter.
"Dikatakan perusakan bukan, tapi kemarin di tempat ini diobrak abrik, dicorat coret, kalau perusakan total endak, bukan perusakan total, tapi sebagian peralatan dicorat coret, dan beberapa buku, kitab suci itu disobek, digunting, pakai cutter kelihatannya," kata Gatot.
Sementara itu, saat ditanya bagian apa saja yang dicorat-coret, Gatot menyebut beberapa kitab suci seperti Atharwaweda, Pancaweda, dan Bhagawad Gita. Jumlahnya tidak banyak, karena sebagian besar dibawa oleh umat.
"Yang dicorat coret itu meja, sama kursi sama papan tulis, sama sebagian kecil tembok tembok. Kemudian yang di-cutter paling banyak itu buku tulis, buku pelajaran Anak anak, karena ditaruh di situ. Sama sedikit kitab suci, ada 5 kitab suci di sana, karena yang ditaruh sedikit di situ kitab sucinya, yang lain ditaruh di masing masing umat. Jadi rata rata disobek dan dikasih tinta," terangnya.
Gatot juga menyebut ruang Pasraman sebelumnya juga sempat dimasuki orang tidak dikenal, namun tidak sampai merusak apapun. Kejadian tersebut terjadi di tahun 2019 sebanyak dua kali.
"Dulu sebelum dikasih jendela kaca, itu pernah dimasuki orang, jadi total sudah tiga kali ini. Yang pertama hanya masuk saja, yang kedua masuk tidak merusak, yang ketiga ini merusak," katanya.