Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot 2025-09-30 135121.png
Tim Sar melakukan evakuasi korban ambruknya gedung Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025). (IDN Times/TIM Rescue Kota Surabaya)

Intinya sih...

  • Proses evakuasi korban Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo berlangsung dramatis, dengan tim SAR gabungan bergantian mencari titik celah untuk mengevakuasi para korban.

  • Dalam rekaman video, terdengar suara tim rescue sedang mencoba berkomunikasi dengan dua orang korban yang terjepit di antara reruntuhan, memberi semangat agar mereka sabar menunggu proses evakuasi.

  • Evakuasi membutuhkan waktu dan tindakan khusus karena harus ekstra hati-hati untuk menghindari runtuhan susulan akibat evakuasi, terutama dalam bencana gempa atau gedung ambruk.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times - Sejumlah korban masih terjebak di reruntuhan gedung Pondok Pesantren Al Khoziny yang ambruk pada Senin (29/9/2025). Proses evakuasi korban berlangsung dramatis, Selasa (30/9/2025). Tim Sar gabungan bergantian mencari titik celah untuk mengevakuasi para korban.

Berdasarkan rekaman video milik tim Rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya, proses evakuasi berlangsung dramatis. Dalam rekaman video itu, terlihat tangan dan tubuh korban terjepit di antara reruntuhan.

Kemudian, terdengar suara tim rescue sedang mencoba berkomunikasi dengan dua orang korban. Petugas juga memberi semangat agar mereka sabar menunggu proses evakuasi.

Tim rescue sempat bertanya pada korban, bagaimana kondisi mereka, korban pun menjawab bahwa ada bagian tubuh mereka yang sakit. "Yusuf, umurmu berapa ? Apa yang luka," kata tim Rescue bernama Aziz itu.

Korban lantas menjawab bahwa umurnya 16 tahun. Ia mengaku tak ada bagian yang luka, hanya saja tubuhnya terjepit. "(Umur) 16, gak ada (yang luka), (terjepit) iya," ujar anak bernama Yusuf itu.

Petugas lantas bertanya pada korban lainnya yang bernama Haikal. Haikal mengaku bahwa ada beberapa bagian tubuhnya yang sakit. "Iya, semuanya sakit," kata Haikal.

Aziz kemudian memberi semangat pada mereka agar tetap bersabar. Ia meyakinkan bahwa petugas kini sedang berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan mereka. Sabar ya nak ya, ini usaha," ucapnya.

Dalam rekaman video itu Aziz menyebut, proses evakuasi membutuhkan beberapa waktu. Petugas kesulitan karena terhalang reruntuhan bangunan.

"Butuh beberapa waktu, karena saya saja untuk berjalan merayap sangat kesulitan," kata dia.

Aziz juga menuturkan bahwa posisi Yusuf berada di arah angka jam 1 dua meter dari posisinya. Sementara Haikal di arah angka jam 12 empat meter dari posisinya. Mereka juga dalam keadaan baik tanpa cedera.

"Haikal ini di arah jam 1, dua meter dari jarak saya, Yusuf arah jam 12, kurang lebih 4 meter dari saya, untuk cidera tidak ada. Hanya kecepit saja," pungkas dia.

Sekadar diketahui, evakuasi korban di reruntuhan memang tidak semudah itu. Karena harus ekstra hati-hati, menghindari runtuhan susulan akibat evakuasi. Instruktur SAR kantor SAR Surabaya, Johan Saptadi mengatakan bahwa butuh tindakan khusus untuk evakuasi korban bencana. Terutama bencana gempa atau gedung ambruk.

"Tidak boleh pakai alat berat langsung, karena bisa berakibat fatal bagi keselamatan nyawa korban yang berada di bawah reruntuhan. Jadi, butuh kesabaran ekstra dan kecermatan," katanya.

Editorial Team