Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penyisiran sungai brantas di Nganjuk. IDN Times/istimewa

Nganjuk, IDN Times - Petugas dari Tim SAR Kabupaten Nganjuk tengah melakukan pencarian seorang laki-laki yang menceburkan diri ke Sungai Brantas masuk desa Trayang, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, kemarin Sabtu (28/3).

Pencarian dilakukan dengan cara menyisir sepanjang sungai Brantas dengan menggunakan perahu karet. Hingga pencarian pada hari kedua, Minggu (29/3), korban masih belum ditemukan.

"Masih dalam pencarian petugas gabungan dan belum ditemukan. Kejadiannya jam 07.30 WIB, kemarin (Sabtu)," terang Kassubaghumas Polres Nganjuk AKP Moh Sudarman, Minggu (29/3).

1. Korban merupakan penumpang perahu penyeberangan

Ilustrasi tenggelam Pixabay.com

Informasi yang didapat, korban atas nama Agung Andri Asmoko (25), warga Desa Trayang, Kecamatan Ngronggot, Nganjuk. Saat itu, korban naik perahu yang dikemudikan M Izudin. Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba Agung meloncat ke sungai lalu tenggelam.

"Saat perahu ditengah perjalanan, korban tiba-tiba melompat dari perahu dan menceburkan diri di aliran sungai brantas lalu tidak terlihat ke permukaan," kata Sudarman.

2. Penumpang perahu tidak berani menolong karena arus deras

Pencarian korban di Sungai Brantas. IDN Times/istimewa

Dewi Maslakhah (38), warga Dadapan, Kecamatan Ngronggot bersama penumpang perahu lainnya tahu persis saat korban melompat ke sungai. Hanya saja semua orang di perahu itu tak berani menolong korban. Sebab, saat itu arus Sungai Brantas memang sangat deras.

"Arusnya deras, tidak ada yang berani menolongnya," ucapnya.

Perahu kemudian ke pinggir dan mencari pertolongan. Peristiwa itu, lalu dilaporkan oleh Kepala Desa Trayang ke Polsek Ngronggot dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

3. Diduga mengalami depresi berat

Ilustrasi depresi. pexels.com/DavidGarrison

Sudarman menjelaskan, pihaknya telah mengumpulkan keterangan beberapa saksi di lokasi. Diketahui, sebelum kejadian itu korban sudah naik perahu dan menyeberang dari barat ke timur dengan tujuan tidak jelas. Tidak lama berselang, dia kembali menyebrang dari arah timur ke barat.

Diduga, korban mengalami depresi berat sehingga nekat menceburkan diri ke Sungai Brantas. Hal itu juga diperkuat dengan keterangan keluarga korban.

"Kalau menurut keterangan dari keluarga, semenjak pulang kerja dari Kalimantan, korban mengalami depresi. Kemungkinan itulah penyebab korban menceburkan diri ke Brantas," tandasnya.

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri


Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500-454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

Editorial Team