Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20251005_182247.jpg
Proses penyerahan jenazah yang teridentifikasi santri Ponpes Al Khoziny. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Intinya sih...

  • Tim DVI Polda Jatim terus identifikasi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo.

  • Hingga Selasa, tim terima 67 kantong jenazah, 34 berhasil teridentifikasi, dan masih ada 31 kantong jenazah yang diidentifikasi.

  • Kabid DVI Dokkes Mabes Polri tegaskan tidak ada target waktu dalam proses identifikasi, masih menunggu hasil sampel DNA dari laboratorium di Jakarta.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur (Jatim) terus berpacu dengan waktu mengidentifikasi para korban ambruknya bangunan empat lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran Sidoarjo. Meski operasi pencarian telah resmi ditutup, proses identifikasi korban di RS Bhayangkara Surabaya masih berjalan.

Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol M. Khusnan Marzuki, mengungkapkan hingga Selasa (7/10/2025), tim telah menerima 67 kantong jenazah, dan 34 di antaranya berhasil teridentifikasi. Saat ini masih ada 31 kantong jenazah yang diidentifikasi. “Tim bekerja tanpa henti. Kami terus mencocokkan data ante mortem dan post mortem untuk memastikan setiap identitas korban akurat,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid DVI Dokkes Mabes Polri, Kombes Pol Wahyu Hidajati, menegaskan bahwa timnya tidak akan memasang target waktu dalam proses identifikasi. “Kami tidak berbicara target, yang jelas seluruh jenazah, kantong jenazah, dan body part akan kami identifikasi satu per satu. Tidak ada yang akan kami lewatkan,” tegas Wahyu.

Tim DVI masih menunggu hasil sampel DNA dari laboratorium di Jakarta. Dari dua gelombang hasil yang sudah keluar, 17 korban tambahan berhasil dikenali, di antaranya santri asal Bangkalan, Lamongan, Surabaya, hingga Kalimantan Barat. “Dari pengalaman kami, hasil DNA bisa keluar antara 3–5 hari. Kami berharap proses berikutnya bisa lebih cepat,” imbuh Wahyu.

"Doakan agar semua korban segera teridentifikasi. Kami bekerja bukan sekadar cepat, tapi harus tepat — karena setiap nama adalah nyawa yang harus dipulangkan dengan hormat,” pungkasnya.

Editorial Team