Tim Antropologi Sempat Kesulitan Bawa 5 Rangka dari Situs Kumitir

Surabaya, IDN Times - Tim Paleoantropologi dari Departemen Antropologi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) sempat kesulitan saat membawa lima kerangka yang ditemukan di Situs Kumitir Mojokerto ke Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian FISIP Unair. Hal ini karena kondisi kerangka yang relatif rapuh.
Tenaga Ahli Paleoantropologi dari Departemen Antropologi Fisip Unair, Delta Bayu Murti mengatakan, kondisi rangka yang diperkirakan sudah sangat lama ini memiliki tingkat kerapuhan yang cukup tinggi. Sehingga, tim harus berhati-hati membawa kerangka tersebut.
"Kalau untuk pengangkatan kesulitannya ya dikondisi rangkanya, patah-patah, kemudian tingkat kerapuhannya juga lumayan, makanya kami harus benar-besar hati-hati," ujarnya.
Delta menuturkan, meskipun lima rangka tersebut terlihat utuh, tapi sebenarnya beberapa bagian dari tulang ada yang hilang. Bahkan, ketika proses pengangkatan pun, tulang pun patah atau rapuh. "Kalau lihat itu kelihatannya utuh, sebenarnya enggak, karena ketika diangkat misalnya loh (bagian tulang) ini habis, patah segala macam," ujarnya, Sabtu (12/10/2024).
Agar kerangka tersebut tetap aman dari Situs Kumitir ke Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian FISIP Unair, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan. Salah satunya menyiapkan tempat untuk kerangka agar tidak rusak selama di perjalanan.
"Kalau pengangkatan kurang lebih lancar, kami juga menyiapkan tempat untuk membawa, kemudian peralatan lain yang tidak menambah kerusakan pada tulang juga sudah kami siapkan, jadi kalau membawa kerangka dari situs ke museum itu lancar, pengangkatan lancar kesulitannya ya itu tadi kondisinya rapuh," pungkas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Paleoantropologi dari Departemen Antropologi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) tengah mengidentifikasi lima kerangka yang ditemukan saat ekskavasi Situs Kumitir Mojokerto. Perkiraan sementara, kerangka tersebut berasal dari jaman Majapahit. Prosedur identifikasi rangka dilakukan mengacu pada standart pemeriksaan forensik. Hal ini untuk mengetahui ras, jenis kelamin hingga usia kematian individu.
Untuk memastikan berapa umur rangka tersebut, Unair akan mengirim sampel rangka ke laboratorium di luar negeri untuk uji dating. Uji dating tersebut nantinya bakal diketahui apakah rangka berasal dari jaman Majapahit, setelah atau bahkan tak jauh dari masa sekarang.