Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot_2025-10-05-00-12-05-32_6012fa4d4ddec268fc5c7112cbb265e7.jpg
Petugas saat evakuasi korban Ponpes Al Khoziny, Buduran Sidoarjo, Sabtu (4/10/2025) malam. (Dok. SAR)

Intinya sih...

  • Tim SAR mengalami kendala evakuasi akibat beton yang terhubung dengan bangunan sebelah, meminta bantuan tim ahli dari ITS untuk investigasi forensik.

  • Setelah 7 hari evakuasi, tim SAR bekerja 24 jam bergantian setiap 3 jam, mulai merasakan gejala kesehatan seperti gatal-gatal, Dinkes memberikan dukungan kesehatan dan suplemen vitamin.

  • Pihak BNPB dan Dinkes memberikan solusi dengan bantuan tim ahli dan pelayanan ekstra bagi tim SAR untuk menjaga stamina selama proses evakuasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times - Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Budi Irawan mengungkap bahwa ada sejumlah kendala yang dialami tim SAR dalam evakuasi reruntuhan bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran Sidoarjo. Kendala yang paling utama itu ialah adanya salah satu beton yang terhubung dengan gedung atau bangunan di sebelahnya.

Sebagai solusi, BNPB telah meminta tim ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) untuk melakukan investigasi forensik struktur bangunan secara menyeluruh sehingga dapat memberikan rekomendasi sesuai keilmuan kepada tim pembersihan dan evakuasi.

"Beton ada yang menempel di sebelah kiri dan terhubung dengan gedung atau bangunan lain di sebelahnya. Tim dari ITS akan melakukan investigasi dan memberikan petunjuk kepada tim agar proses pembersihan ini tidak mengganggu atau merusak bangunan lain,” ujarnya, Minggu (5/10/2025).

Lebih lanjut, kendala lain memasuki hari ketujuh evakuasi sejak awal kejadian, tim yang bertugas untuk operasi SAR dan pembersihan puing terus bekerja selama 24 jam secara bergantian dalam interval waktu 3 jam sekali. Beberapa personel pun sudah mulai membutuhkan dukungan stamina ekstra dan pelayanan khusus, sebab beberapa jenis gejala kesehatan seperti gatal-gatal mulai dirasakan.

Sebagai pemecahan masalah tersebut, pihak Dinas Kesehatan menambah pelayanan ekstra dengan memberikan dukungan kesehatan bagi para personel SAR, baik berupa suplemen vitamin hingga penanganan gejala gatal-gatal yang mulai dialami beberapa personel.

"Dinkes juga memberikan layanan ekstra bagi tim SAR untuk menjaga staminanya selama proses hingga semua pekerjaan selesai," pungkasnya.

Editorial Team