Teror, Halte Bus Trans Jatim Koridor II Dirusak 3 Kali

- Teror terhadap Bus Trans Jatim terjadi dalam bentuk perusakan halte, terekam dalam CCTV dan diunggah di media sosial Instagram.
- Perusakan fasilitas halte Trans Jatim terjadi sebanyak tiga kali, dilakukan oleh pelaku yang sama dengan menggunakan kendaraan Motor Supra Nopol W 5145 BL.
- Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim masih enggan memberikan tanggapan, sementara Ketua Komisi D DPRD Jatim prihatin atas kasus tersebut dan berencana memanggil dishub untuk meminta penjelasan.
Surabaya, IDN Times - Teror terhadap Bus Trans Jatim masih terus terjadi, kali ini, berupa perusakan halte. Aksi itu terekam CCTV. Videonya pun diunggah manajemen pengelola Bus Trans Jatim di media sosial Instagram.
Dalam unggahannya @officialtransjatim menuliskan keterangan bahwa perusakan fasilitas halte Trans Jatim ini terjadi di Koridor II yang melayani trayek Mojokerto-Surabaya. Kejadian terjadi secara berulang sebanyak tiga kali dengan pelaku yang sama yakni menggunakan kendaraan Motor Supra Nopol W 5145 BL.
Pertama pada 9 Mei 2025, pelaku melakukan pelemparan Batu di Halte Kemendung 1. Kedua, 18 Juni 2025, pelaku yang sama melakukan perusakan kaca pintu dengan clurit di Halte Bypass Timur 2. Ketiga, pemukulan kaca pintu dengan linggis di Halte Trosobo Pos 2. "Mohon kerja samanya kepada seluruh Sobat Jatim yang menemui pelaku tersebut untuk segera meringkus dan melaporkan kepada kami atau pihak berwajib terdekat," tulis manajemen.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim, Nyono, masih enggan memberikan tanggapan perihal peusakan fasilitas Bus Trans Jatim. Padahal, moda transportasi publik tersebut dalam naungan dishub provinsi.
Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Jatim Abdul Halim prihatin atas kasus tersebut. Sebab aksi perusakan yang menyasar Trans Jatim berulangkali terjadi. “Dulu, kasus serupa terjadi di Madura. Ini harus segera diatasi,” katanya.
Politisi Gerindra itu mengatakan jika legislator bakal memanggil dishub untuk meminta penjelasan. Termasuk penyebab terjadinya aksi perusakan. “Tentu, ada permasalahan sosial yang harus diatasi. Tidak bisa diam begitu saja,” tambah Abdul.
Dia menjelaskan jika keberadaan Trans Jatim sangat membantu masyarakat. Terutama mencegah kemacetan dan kecelakaan. Namun penambahan koridor harus didahului sosialisasi yang matang. "Prosesnya tidak boleh grusa-grusu. Pengusaha angkutan yang memiliki trayek serupa harus diajak berdiskusi. Tujuannya agar tidak menjadi masalah yang bisa merugikan bersama," terangnya.
“Kami juga berkeinginan mengajak pengusaha bertemu. Nanti akan ditanya pendapat mereka,” pungkas Abdul.