Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20251005_184155.jpg
Keluarga korban usai melihat kondisi jenazah korban di Kamar Jenazah RS Bhayangkara Surabaya. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Intinya sih...

  • Pengurus Ponpes Al Khoziny memberikan santunan kepada keluarga korban ambruknya bangunan musala ponpes.

  • Santunan tersebut diterima lalu langsung dikembalikan oleh Ustaz Achmad Faiq, ayah dari santri korban atas nama Moch Agus Ubaidillah.

  • Keluarga santri menyanyangkan komunikasi antara pengurus ponpes dengan wali santri yang hanya dilakukan melalui pesan WhatsApp dan tidak ada pendampingan intensif.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny menerbitkan rilis resmi bahwa pihaknya menyerahkan santunan kepada keluarga korban ambruknya bangunan musala ponpes pada Senin (29/10/2025) lalu. Dalam keterangannya juga menyebut kalau wali santri mengembalikan santunan tersebut kepada pihak ponpes.

Pihak ponpes menyerahkan santunan kepada wali santri keluarga almarhum Moch Agus Ubaidillah yang merupakan santri asal dari Gadukan, Kalianak, Krembangan, Surabaya.

Santunan tersebut diberikan langsung oleh Dewan Pengasuh Pesantren Al-Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib. Pria yang akrab disapa Kiai Mamad ini menuturkan, bahwa pemberian santunan tersebut sebagai ungkapan rasa duka cita yang mendalam atas wafatnya Moch Agus Ubaidillah, sekaligus merupakan bentuk permohonan maaf dari ponpes.

"Kami turut berbela sungkawa yang mendalam. Semoga almarhum Moch Agus Ubaidillah wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat salat dan dalam posisi sedang tholabul ilmi,” ujarnya dalam rilis tertulis, Jumat (3/10/2025).

Santunan tersebut diterima lalu langsung dikembalikan oleh Ustaz Achmad Faiq, ayah dari santri korban atas nama Moch Agus Ubaidillah. Dengan penuh lapang dada, dirinya menyampaikan bahwa pihak keluarga telah ikhlas menerima takdir Allah dan ridho atas musibah yang menimpa.

"Ini saya kembalikan untuk kepentingan pembangunan mushala pesantren dan lainnya,” katanya.

Ustaz Faiq mengungkapkan, putranya, Moch Agus Ubaidillah, sudah kurang lebih dua tahun mondok di Pesantren Al-Khoziny. Bahkan hingga saat ini, dua putranya masih aktif menimba ilmu di pesantren tersebut. Hal itu menunjukkan adanya ikatan batin yang kuat antara keluarga korban dan pihak pesantren.

Sementara itu, IDN Times mengonfirmasi keluarga santri korban ambruknya bangunan ponpes saat di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Ialah perwakilan keluarga santri atas nama Mufi (16), Hamida Soetadji. Ia menyebut hingga kini memang belum menerima santunan apapun dari pihak ponpes.

"Dari keluarga memang ada info seperti itu (santunan dari ponpes). Tapi tidak semuanya korban langsung diberikan. Jadi teknisnya ketika dinyatakan jadi korban meninggal, itu baru diberikan. Kalau besarnya santunan, kita gak tahu," ujarnya.

"Betul (ada niatan dari ponpes beri santunan). Tapi menunggu nama itu keluar dulu, bukan berdasarkan data pengurus yang menjadi korban meninggal atau korban luka begitu," kata Hamida menambahkan.

Kendati demikian, Hamida menyanyangkan komunikasi antara pengurus ponpes dengan wali santri. Karena komunikasi hanya dilakukan melalui jejaring pesan WhatsApp. Bahkan, pendampingan tidak dilakukan.

"Pendampingan secara intens sejak hari pertama sampai sekarang (hari ketujuh), tidak ada. Kami berharap pengurus memberikan pendampingan secara intens, karena untuk identifikasi ini perlu bantuan secara administratif," katanya.

"Sampai sekarang kami belum menerima titik terang meskipun Rumah Sakit Bhayangkara sudah menerima 40-an jenazah yang dikirimkan dari lokasi kejadian. Nama Mufi belum juga keluar. Mungkin pihak pengurus (ponpes) bisa membantukan itu, karena pengurus dengan petugas saling berkesinambungan. Kedekatannya berbeda ketika wali santri bertanya ke petugas Tim DVI," tambahnya.

Sementara terkait niatan mengembalikan uang santunan ke ponpes jika sudah diberikan pihak ponpes, Hamida belum dapat berkomentar lebih jauh. Keluarganya masih fokus pada pencarian korban. Dan mendesak pengurus ikut andil.

Editorial Team